60 Persen Orang Antre Antigen di Soetta Bukan Penumpang, Kok Bisa
- VIVA/Sherly
VIVA – Beberapa pihak menyoroti adanya antrean panjang pada layanan kesehatan rapid test antigen virus corona di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, beberapa hari yang lalu.
Termasuk hal ini dipantau oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menyebutkan, antrean panjang itu bisa terjadi, karena peserta tes antigen tidak hanya berasal dari calon penumpang pesawat.
Hal itu berdasarkan data yang didapatkan pihaknya saat melakukan rapat dengan PT Angkasa Pura II. Di sana disebutkan banyak masyarakat yang memanfaatkan rapid test antigen di Bandara Soekarno-Hatta karena tarif yang diberikan lebih murah dibanding dengan layanan kesehatan yang ada di luar bandara.
"Jadi keterangan yang saya dapatkan dari Dirut AP II (Muhammad Awaluddin), banyak masyarakat yang bukan calon penumpang pesawat melakukan rapid test antigen di Bandara Soetta," kata Tulus di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Rabu, 23 Desember 2020.
Yang mana, 60 persen orang yang melakukan tes rapid antigen itu merupakan calon penumpang transportasi darat dan laut, seperti kereta api dan kapal.
"Rata-rata mereka adalah penumpang kapal laut dan kereta api yang juga harus menyertakan rapid test antigen," ujarnya.
Menurutnya, terjadinya hal itu karena tidak adanya fasilitas untuk melakukan rapid test antigen di pelabuhan atau pun stasiun ditambah adanya tarif yang murah.
"Di Bandara Soetta hanya Rp200 ribu, sementara di rumah sakit harganya jauh lebih mahal. Tapi, kaitan dengan adanya antrean itu, kami juga apresiasi AP II yang langsung menambah fasilitasnya," ungkapnya.
Sementara itu Manager of Branch Communications Bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II, Haerul Anwar, mengatakan memang hal itu wajar saja terjadi. Namun pihaknya kembali meminta agar, masyarakat bisa juga menggunakan layanan di luar bandara.
"Itu bisa saja terjadi. Tapi tentunya hal tersebut tidak hanya terjadi di bandar. Makanya, kami juga di sini meminta agar masyarakat bisa gunakan fasilitas di luar bandara, kalau pun mau gunakan fasilitas di bandara bisa saja hanya lebih lama karena harus antre," kata Haerul. (ren)