Klaster MAN 22 Bertambah, 30 Guru dan 10 Staf Positif COVID-19
- VIVA/Andrew Tito
VIVA – Jumlah guru dan karyawan sekolah MAN 22 Jakarta yang terpapar COVID-19 kini bertambah mencapai 40 orang. Kepala Sekolah MAN 22, Usman Ali, mengatakan akan hal tersebut diketahui dari hasil swab test yang baru keluar pada Minggu 6 Desember 2020.
"Yang sudah swab total keseluruhan ada 53 orang. Hasilnya 40 orang dinyatakan positif COVID-19 dan 13 orang negatif," ujar Usman saat dikonfirmasi, Senin 7 Desember 2020.
Usman mengatakan, ke-40 orang tersebut terdiri dari 30 guru dan 10 orang tenaga staf serta karyawan. 40 orang tersebut kini menjalani isolasi mandiri di lokasi yang berbeda, 15 orang diantaranya di isolasi di Wisma Atlet Kemayoran.
"Di Wisma Atlet 15 orang, isolasi mandiri: 24 orang dan ada 1 yang di rumah sakit," ujar Usman.
Usman menjelaskan, mereka menjalani swab test dari klaster MAN 22 Jakarta ini bukan hanya guru dan karyawan yang ikut wisata ke Yogyakarta saja, Melainkan mereka yang tercatat pernah kontak dengan guru yang terpapar COVID-19.
Diberitakan sebelumnya, adanya klaster COVID-19 di MAN 22 Jakarta berawal dari kegiatan para guru dan karyawan yang berwisata ke Yogyakarta dalam rangka perpisahan kepala sekolah terdahulu.
Dampak puluhan gurunya terpapar COVID-19, sekolah ditutup dan pembagian rapor ditunda. Selama ditutup, MAN 22 Jakarta akan terus dilakukan penyemprotan disinfektan.
Usman sendiri belum bisa memastikan sampai kapan penutupan sekolah dilakukan. Adapun penutupan dilakukan sejak Senin 30 November lalu, atau setelah diketahui adanya 30 guru terpapar COVID-19 seusai berwisata ke Yogyakarta.
Usman menjelaskan, diperpanjangnya sterilisasi lantaran pihak sekolah mengikuti jumlah tracing yang semakin diperluas. Selain itu, pihak MAN 22 Jakarta juga terpaksa menunda pembagian rapor siswanya.
Pembagian rapor semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 yang harusnya dilakukan bulan Desember 2020 akan bergeser ke Januari 2021.
"Yang terdekat ini pembagian rapor sudah saya intruksikan melalui zoom metting dengan guru-guru sepakat diundur pembagiannya di bulan Januari," ujar Kepsek. (ren)
Baca juga: Masih Zona Merah, Bandung Tak Berlakukan Belajar Tatap Muka