Kisah Pilu Pasien Cuci Darah Jalan Kaki Menembus Ribuan Simpatisan HRS
- VIVA/Willibrodus
VIVA – Di tengah ramainya massa penyambut Habib Rizieq Shihab (HRS) pada Selasa lalu, ada sebuah kisah pilu di balik sambutan gegap gempita Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu.
Tak hanya penumpang, kru pesawat dan pekerja yang terlambat sampai bandara, kisah pilu juga dialami seorang pasien cuci darah di Rumah Sakit (RS) Pelni yang terletak di Jalan KS Tubun, Jakarta.
Massa yang memadati hampir seluruh Jalan KS Tubun ini berkumpul demi menyambut sang Imam Besar yang baru kembali ke Tanah Air setelah tiga tahun menetap di Arab Saudi. Sialnya, sejumlah pasien yang akan merawatkan diri di RS Pelni terpaksa putar balik karena massa telah memadati akses jalan menuju RS itu.Â
Baca:Â Jajaran Mobil Penjemput Habib Rizieq, dan Video yang Bikin Tertawa
Seorang pasien cuci darah berinisial S (50), yang berdasarkan aturan medis tidak boleh berkeringat itu harus berjalan kaki melewati kerumunan massa untuk sampai di RS Pelni. Ia mengalami sakit batu ginjal dan telah menjalani terapi cuci darah selama 80 hari di RS Pelni.
"Biasanya saya diantar sampai ke dalam RS Pelni. Tapi karena taksi yang saya tumpangi enggak bisa masuk, saya terpaksa jalan kaki," katanya ketika dikonfirmasi, Rabu 11 November 2020.
Ia berjalan didampingi istri sekitar 100 meter melintasi lautan massa simpatisan HRS kemarin. Padahal, di lehernya masih terdapat perban yang menutupi lubang selang cuci darah.Â
Selain itu, dokter juga telah mengingatkan agar jangan sampai berkeringat. Sebab, keringat bisa membuat lubang selang di lehernya infeksi dan harus dioperasi lagi. "Saya dikasih tahu dokter tidak boleh berkeringat. Tadi saya jalan kaki berkeringat sedikit, tapi semoga tidak apa-apa," katanya pasrah.Â
Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif, menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang terganggu atas penyambutan maupun penjemputan HRS. "Kami mohon maaf lahir batin kepada pihak-pihak yang merasa terganggu atas penjemputan oleh umat kepada Habib Rizieq," kata Slamet di kawasan Petamburan. (ren)
Â