Limbah Medis COVID-19 Dibuang Sembarangan di Pinggir Jalan Bekasi

Limbah medis yang didominasi alat bekas uji swab dan rapid test untuk COVID-19 dibuang oleh orang tak dikenal di tepi Jalan Desa Suka Indah, Sukakarya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Sumber :
  • VIVA/Dani

VIVA – Limbah medis yang didominasi alat bekas uji swab dan rapid test untuk COVID-19 dibuang oleh orang tak dikenal di tepi Jalan Desa Suka Indah, Sukakarya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Limbah berbahaya itu ditaruh di dua karung.

Benarkah Mpox Terjadi karena Vaksin COVID-19? Ini Penjelasan Kemenkes

"Ini bukan yang pertama, tapi sering. Hanya saja baru ini saja yang ketahuan," kata Sekretaris BPD Suka Indah, Endang Firtana, Sabtu, 31 Oktober 2020.

Biasanya, katanya, limbah itu dibakar di pinggir jalan. Baru sekarang kondisi limbah yang dibuang itu masih utuh, tidak sempat dibakar. Dia mewakili masyarakat berharap polisi menyelidiki pembuangan limbah berbahaya ini sehingga kasus ini bisa terungkap.

Istri Terpapar COVID-19, Ridwan Kamil Nyatakan Siap Jalani Tes Kesehatan

Menurut warga, kata Endang, sering melihat aksi pembuangan limbah medis itu dibuang di lokasi yang sama. Bahkan, sempat beberapa kali dibuang menggunakan kendaraan medis.

Kepala Seksi Penegakan Hukum dan Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi David mengatakan, jenis limbah itu di antaranya bekas uji swab. Kemungkinan besar bekas aktivitas produksi atau kerja sama kegiatan uji swab. Kemudian di tempat itu.

Cerita Mark Zuckerberg Diintimidasi Pemerintahan Joe Biden saat COVID-19

Untuk bisa menentukan katagori limbah ringan atau berat, aparat masih menunggu hasil uji laboratarium. Dinas Lingkungan Hidup telah bekerja sama dengan polisi untuk menyelidiki kasus itu.

Baca: Limbah Infeksius COVID-19 Masih Ditemukan di TPA

ilustrasi masker mencegah penularan influenza, COVID-19 dan TBC

Indonesia Peringkat 2 Kasus TBC Tertinggi di Dunia, Ahli: Yang Meninggal Lebih Banyak dari COVID-19

Indonesia menempati peringkat 2 untuk kasus TBC terbanyak di dunia. Hal itu diungkap oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof. Ali Ghufron Mukti.

img_title
VIVA.co.id
12 September 2024