Marak Begal Sepeda, 5 Tips Ini Jauhkan Diri dari Kejahatan

Pesepeda saat melintas di Bundaran Hotel Indonesia.
Sumber :
  • VIVA/Dusep Malik

VIVA – Aksi penjambretan terhadap pesepeda semakin marak terjadi di Jakarta akhir-akhir ini. Bahkan, seorang perwira dari Korps Marinir TNI AL turut jadi korban begal sepeda ketika bersepeda di sekitar Monas, beberapa waktu lalu, Senin 26 Oktober 2020.

Momen Jambret Handphone di Summarecon Bekasi Terekam Dashcam Mobil

Untuk menjaga keamanan saat bersepeda di wilayah Jakarta Pusat, pihak Polres Metro Jakarta Pusat membentuk satgas anti begal. Dengan adanya satgas ini, aksi jambret yang kerap menimpa para pesepeda dapat dihilangkan. 

Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Heri Ompusunggu mengatakan, Satgas Anti Jambret Jakarta Pusat sudah mulai bekerja sejak Selasa, 27 Oktober 2020. Satgas yang beranggotakan 10 personel itu disebar di sejumlah jalan protokol.

Detik-detik Wanita Jadi Korban Penjambretan di Kota Bogor Terseret Motor

"Satgas difokuskan di kawasan Jalan Sudirman dan Thamrin. Selain itu, akan ada penjagaan di kawasan Monas," kata Heri kepada wartawan, Kamis 29 Oktober 2020.

Menurut Heri, satgas ini akan berpatroli menggunakan sepeda motor. Mereka akan mengenakan seragam Polri.

PB dan DPRD Sumut Bersepeda Bersama untuk Menyosialisasikan PON 2024

"Dengan mengenakan seragam, itu akan membuat shock terapi untuk pelaku. Mereka akan sadar, bahwa petugas ada di sana dan yang jambret akan mengurungkan niatnya kalau sudah melihat polisi," ujarnya. 

Ia juga mengingatkan, agar para pesepeda untuk tetap waspada. Ia mengimbau pesepeda untuk gowes secara bersama-sama. Sebab, modus pelaku jambret selalu mengincar pesepeda yang sedang sendirian di jalanan sepi.

"Apalagi sepeda yang digunakan itu mahal dan pesepedanya juga membawa handphone. Mereka akan bertindak saat sasaran sedang lengah," imbuh Heri. 

Sementara itu, Ketua Umum Bike To Work Indonesia Poetoet Soedarjanto mengungkapkan, bahwa sebenarnya tindak kriminalitas di Jakarta tak mengenal korban maupun waktu. Setiap ada kesempatan, pelaku pasti melancarkan aksinya. Hanya saja, dalam sebulan terakhir memang pesepeda yang kerap jadi korban.

"Syukurlah kalau pihak kepolisian sudah membentuk satgas. Tapi yang paling penting, kita meningkatkan kewaspadaan dan memberanikan diri untuk melawan ketika ada praktek kejahatan seperti itu," kata Poetoet.

Untuk itu, Poetoet memberikan lima tips aman bersepeda di Jakarta. Baginya, kelima tips ini cukup manjur. Selama belasan tahun bersepeda di Jakarta, dirinya belum pernah menjadi korban tindak kriminal.

Pertama, pilih waktu dan rute yang paling aman. Pilih waktu dan rute yang ramai sehingga pelaku kejahatan bakal berpikir dua kali untuk melancarkan aksinya. "Jangan pilih waktu bersepeda pada malam atau dini hari," katanya.

Kedua, simpan bawaan berupa barang berharga di tempat yang tak mudah dilihat orang lain. Sehingga pelaku tidak terpicu untuk menjambret. Misalnya, kata dia, jangan letakkan ponsel di kantong belakang.

"Kan kita punya kantong kecil tuh di dekat tempat duduk sepeda. Kan kalau di sana susah dijangkau penjahat," ucapnya. Jangan pula, tambah dia, membawa barang-barang yang mencolok perhatian.

Ketiga, jika mengenakan tas selempang, maka pakailah di sisi kiri. Mengenakan tas di sisi kanan bakal semakin memudahkan penjahat untuk menjambret. Sebab, pesepeda biasanya melaju di sisi kiri jalan, sedangkan penjambret melaju di sisi kanan pesepeda dengan mengendarai sepeda motor.

"Itu kalau terpaksa pakai tas selempang, ya. Tapi lebih baik tidak membawa tas selempang," katanya.

Keempat, kenali lingkungan ketika bersepeda. Jika saat sedang gowes menemukan tanda-tanda mencurigakan, segeralah berhenti. Jika dibutuhkan, segera cari tempat pertolongan.

"Kalau kita ngomong Jakarta, rata-rata kan tidak jauh sama gedung kantor atau tempat yang ada sekuritinya. Langsung aja belok ke sana untuk mencari perlindungan," ujarnya.

Kelima, hafalkan titik-titik penting di rute yang biasa dilewati atau akan dilewati. Misalnya, hafalkan pos polisi, klinik dan bengkel.

"Seumpama ada kecelakaan, atau tindak kriminal terhadap diri sendiri maupun orang lain, kita dengan mudah mengarahkan ke tempat yang sudah kita hafal tersebut," ungkap Poetoet. 

Poetoet pun menyampaikan harapan agar pesepada tidak takut gowes di Ibu Kota. "Jadi, jangan takut bersepeda, tapi harus tetap penuh kewaspadaan," imbaunya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya