BMKG Peringatkan Potensi Tiga Fenomena Cuaca Ekstrem Dua Pekan Ini

Kepala BMKG, Dwikorita melakukan kegiatan siaga bencana hidrometeorologi di Titik Nol Ciliwung Telaga Saat, Bogor.
Sumber :
  • VIVA/Muhammad AR

VIVA – Wisatawan yang hendak berlibur ke Bogor pada libur panjang pekan depan diimbau agar berhati-hati. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi akan ada tiga fenomena cuaca ekstrem di Bogor. 

BPBD Jakarta Keluarkan Peringatan Dini, Banjir Rob Berlangsung hingga Awal 2025

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan adanya potensi terjadinya curah hujan tinggi, dan ditambah fenomena cuaca secara bersamaan dalam kurun dua pekan ini. Berdasarkan prediksi dan data, suhu muka air laut, yang berada jauh di Samudra Pasifik, mengalami anomali. Dampaknya bisa sampai ke Bogor. 

“Saat ini sudah minus hampir mencapai 1 derajat celsius. Sementara suhu muka air laut di kepulauan maritim Indonesia hangat. Maka terjadilah gap antara suhu muka air laut di Samudera Pasifik bagian tengah ekuator dengan Kepulauan Indonesia. Fenomena ini disebut La Nina," kata Dwikorita dalam kegiatan siaga bencana hidrometeorologi di Titik Nol Ciliwung Telaga Saat, kawasan Puncak Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa 20 Oktober 2020. 

Hujan Bakal Guyur Sejumlah Kota Besar di Indonesia Hari Ini

Lanjut Dwikorita, secara kebetulan saat ini sedang mengalami peningkatan curah hujan. Artinya, terjadi fenomena ganda cuaca yang akan meningkatkan curah hujan di wilayah Bogor.

"Tidak ada La Nina saja Bogor ini juara, selalu curah hujannya tinggi. Apalagi terjadi La Nina. Dampak peningkatannya bisa mencapai 20 persen hingga 40 persen,” ujar Dwikorita.

Prakiraan Cuaca Hari Natal: BMKG Prediksi Hujan dan Petir di Wilayah Jakarta

Baca juga: Prabowo Dapat Visa AS, Begini Sindiran Pedas Haris Azhar

Gelombang awan dari timur Afrika

Tidak itu saja, lanjut Dwi, pada pekan ini akan masuk gelombang awan dari sebelah timur Afrika Selatan memasuki wilayah Indonesia yang disebut fenomena Madden Julian Oscillation (MJO).

“Artinya di minggu ini ada tiga fenomena bersinergi. Bersinergi ya itu fenomena La Nina, fenomena MJO, dan fenomena curah hujan aslinya di Bogor. Maka kita mengantisipasi potensi terjadinya hujan dengan intensitas tinggi, puncaknya di bulan Desember, Januari, Februari. Tetapi khusus minggu ini, meskipun belum memasuki puncak, ada tiga faktor yang bersinergi tadi. Semoga penghijauan ini dapat membantu kita semua,” katanya. 

Di tempat yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo menyatakan Telaga Saat ini pada periode 2018 awal masih ditutupi dengan gulma. Bahkan, sekitar 85 persen itu daratan, hanya 15 persen saja yang terdiri atas air.

“Danjen Kopassus ini hadir di sini sekarang bukan sebagai danjen. Tetapi sebagai mantan danrem 061/Suryakencana yang merintis, memulai program untuk pemulihan Telaga Saat. Jadi kehadiran beliau sebagai pelopor bersama dengan tim relawan bela alam. Terima kasih kepada Jenderal Hasan bersama tim relawan yang telah bekerja keras sehingga Telaga Saat yang tadinya tidak terlihat air, sekarang ini bisa menjadi indah,” ujar Doni.

Mudah-mudahan, lanjut Doni, perubahan Telaga Saat bisa menjadi inspirasi bagi banyak komunitas di seluruh Indonesia untuk lebih memperhatikan lingkungan, terutama sumber mata air.

“Air adalah sumber kehidupan, sungai adalah peradaban bangsa. Maka kita menjadi bangsa yang beradab dengan cara menjaga mata air agar kelak tidak menjadi air mata. Dan juga menjaga sungai-sungai kita agar sungai bisa menjadi tempat yang menyenangkan, bisa memberikan penghidupan bagi masyarakat di sepanjang sungai,” terangnya.

Bencana banjir

Wakil Gubernur Jawa Bawat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan dalam suasana musim hujan, daerah Jawa Barat ini tidak lepas dari bencana. Baru beberapa hari musim hujan turun, sudah ada beberapa bencana. Antara lain banjir bandang ada empat kali. Kemudian ada banjir genangan hingga 11 wilayah dan juga longsor 11 kejadian serta angin puting beliung lima kejadian,” kata Uu.

Ia mengatakan, bencana yang terjadi salah satu faktornya adalah kerusakan alam yang dilakukan oleh manusia. “Allah sudah memerintahkan jangan membuat kerusakan di Bumi. Kenapa sekarang banyak bencana? Sudah jelas kerusakan di muka Bumi ini, baik di lautan dan daratan karena tangan-tangan manusia. Maka Alhamdulillah, pak jenderal hari ini ada kegiatan yang sangat luar biasa sebagai langkah antisipasi dan juga untuk meningkatkan keimanan kita. Hubbul wathon minal iman, cinta Tanah Air sebagian dari pada iman. Insya Allah akan membawa kemaslahatan,” tuturnya.

Kegiatan ini juga melakukan penanaman bibit vetiver dan pohon keras serta menebar benih ikan. Kegiatan ini dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mayjen TNI Mohamad Hasan dan perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya