Kapolres Jakpus Minta Maaf ke Warga Kwitang

Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Polisi Heru Novianto.
Sumber :
  • VIVAnews/ Willibrodus

VIVA – Kisruh persoalan aparat kepolisian yang mengejar massa aksi anarki sambil menembakkan gas air mata di permukiman warga Kwitang, Senen, Jakarta Pusat pada Selasa 13 Oktober 2020 membuat pihak kepolisian angkat bicara. Hal tersebut disampaikan oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Polisi Heru Novianto. 

Ikatan Santri DKI Lakukan Aksi Demo pada Ucapan Suswono: Kami Sangat Menyayangkan!

Menurut Heru, pihaknya telah melakukan komunikasi secara langsung dengan warga Kwitang untuk membahas persoalan ini. Persoalan tembakan gas air mata ini dilakukan ketika aparat kepolisian berupaya memukul mundur massa yang melakukan aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja secara anarki.

Sebelumnya, pada Selasa siang, massa FPI melakukan aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja ini. Massa tersebut melakukan orasi secara damai hingga bubar pada sore harinya. 

Evaluasi Pelaksanan Pemilu 2024, DPR Mau Bikin Omnibus Paket Politik

Baca jugaCakep-cakep Turun ke Jalan Ikut Demo, 5 Cewek Ini Jadi Viral

Namun, tak lama berselang, sejumlah massa anak STM mengambil alih area aksi dan bertindak secara anarki. Aparat kepolisian yang sedang mengawal aksi tersebut terus menerima hujan batu dari massa.

Ratusan Buruh Bekasi Gelar Aksi, Tuntut Kenaikan Upah hingga 10 Persen

Karena kewalahan, aparat kepolisian pun berupaya untuk memukul mundur massa. Tembakan gas air mata terus dilepas ke arah massa yang mundur sambil terus melempari aparat.

Sebagian massa aksi ini kemudian berkumpul di Tugu Tani. Ketika aparat membubarkan mereka di titik tersebut, beberapa massa berlari memasuki area permukiman warga Kwitang.

Di sini, massa terus melakukan perlawanan dan akhirnya membuat aparat kembali melepaskan tembakan gas air mata. Imbasnya, warga Kwitang pun terkena gas air mata tersebut. 

Warga Kwitang mengeluhkan tindakan aparat kepolisian yang tidak membedakan antara massa aksi dengan warga setempat. Sebab, beberapa anak bayi tak luput dari gas air mata itu 

Atas persoalan tersebut, kapolres Metro Jakarta Pusat pun meminta maaf. Ia meminta warga untuk memahami kondisi aparat ketika itu. 

"Kemarin banyak perusuh masuk ke kampung sehingga kami melakukan tindakan represif sampai ke dalam. Nah, ini dampaknya masyarakat merasa terganggu dengan adanya gas air mata. Untuk itu, saya atas nama kepolisian meminta maaf," kata Heru.

Sejumlah tokoh masyarakat dan pemuka agama pun telah berkomunikasi dengan Heru beserta jajaran. Ke depan, kepolisian mengimbau, jika ada demonstran yang masuk ke permukiman warga, baiknya masuk ke dalam rumah dan tidak berkerumun. 

"Jika ada demonstran yang datang dan bukan dari warga Kwitang, langsung bilang ke mereka dilarang berkerumun dan berkumpul. Langsung diperingatkan agar meninggalkan lokasi. Tokoh masyarakat bisa mengingatkan pendatang, agar tidak merusak fasilitas dan berbuat kerusuhan, sehingga dapat menjaga keamanan di Kwitang," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya