Polisi Kejar STM ke Permukiman, Warga Kwitang Jadi Kena Gas Air Mata

Dandim 0501/JP BS Kolonel Inf Luqman Arief
Sumber :
  • VIVA/Willibrodus

VIVA – Sejumlah warga di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat mengeluhkan tindakan dari aparat kepolisian yang melakukan pengejaran terhadap massa aksi demonstrasi atau demo hingga ke pemukiman mereka. Masyarakat di Kwitang ini mengeluh karena mereka hampir semua terkena imbas dari tembakan gas air mata.

Ratusan Buruh Bekasi Gelar Aksi, Tuntut Kenaikan Upah hingga 10 Persen

Keluhan masyarakat Kwitang ini didengar secara langsung oleh Dandim 0501/JP BS Kolonel Inf Luqman Arief. Ia menampung seluruh keluhan warga untuk dibawa dalam pembahasan bersama pihak kepolisian. 

"Ya, tadi kami sudah mendengar keluhan masyarakat di sini (Kwitang). Pada umumnya mereka merasa tidak nyaman dan terganggu dengan tindakan pihak kepolisian yang menembakkan gas air mata hingga pemukiman mereka, saat membubarkan massa yang melakukan aksi unjuk rasa secara anarkis," kata Luqman, saat ditemui di lokasi, Selasa malam, 13 Oktober 2020.

Tuntut Upah Naik 10 Persen dan Pembatalan Omnibus Law, Buruh se-Indonesia Mau Aksi Selama Seminggu

Baca juga: Heboh Isu Penjarahan di Thamrin City, Ini Kata Polisi dan Saksi Mata

Massa yang dibubarkan secara paksa oleh aparat kepolisian pada Selasa sore berlari hingga memasuki pemukiman warga Kwitang. Massa ini sebelumnya melakukan aksi unjuk rasa secara anarkistis setelah massa FPI membubarkan diri menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja. Rata-rata, massa susulan ini merupakan kelompok dari STM. 

Partai Buruh Pragmatis dengan Dukung Pemerintahan Prabowo, Menurut Profesor Politik

Massa STM ini melakukan aksi secara anarkistis dan mulai menyerang aparat kepolisian. Setelah diimbau untuk bubar dan tidak mendengar arahan aparat, massa tersebut akhirnya dipukul mundur secara paksa oleh aparat gabungan TNI dan Polri. Massa tersebut kemudian berpencar dan kembali berkumpul di beberapa titik yang berbeda. Salah satunya adalah di Tugu Tani, Jakarta Pusat. 

Massa yang berkumpul di Tugu Tani ini akhirnya kembali dibubarkan oleh aparat dengan menembakkan gas air mata. Beberapa di antaranya berlarian hingga memasuki pemukiman warga untuk menyamarkan diri. 

Namun, aparat yang mengetahui pelarian massa ini pun terus mengejar dengan menembakkan gas air mata. Imbasnya di Kwitang, warga di kawasan tersebut akhirnya terkena gas air mata.

Pada Selasa malam, warga Kwitang yang ditemui oleh Dandim Jakarta Pusat Luqman Arief bersama jajarannya pun mengungkapkan perasaan mereka. Masyarakat meminta, agar Dandim mengimbau aparat kepolisian untuk tidak melakukan tindakan seperti yang mereka alami tadi. 

"Ini kesulitannya mungkin dari pihak kepolisian yang susah untuk membedakan massa anarko dengan masyarakat sekitar sini. Akhirnya banyak masyarakat di sini yang menjadi sasaran dan korban. Seperti tadi ada tembakan gas air mata dan lain-lain," kata Luqman.

Kepada Luqman, masyarakat di Kwitang berharap, agar ke depan nanti tidak terulang lagi kejadian serupa. Ia pun berjanji untuk mendiskusikan persoalan tersebut dengan pihak Kepolisian.

"Saya akan bawa informasi ini untuk didiskusikan dengan pihak kepolisian. Kami akan bersama-sama mencarikan solusi terbaik, agar kejadian ini tidak terulang lagi. Mudah-mudahan nanti kita bersama dengan warga untuk menghalau apabila terjadi demo lagi," ujarnya. 
 

Pemungutan suara atau pencoblosan di pemilu. (Foto ilustrasi).

Evaluasi Pelaksanan Pemilu 2024, DPR Mau Bikin Omnibus Paket Politik

Setidaknya ada tiga paket UU politik yang dipertimbangkan dalam omnibus politik itu. 

img_title
VIVA.co.id
31 Oktober 2024