DKI PSBB Transisi, Anies Mau Angka Kematian Turun hingga 0 Kasus

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan paparkan kasus COVID-19.
Sumber :
  • VIVA.co.id

VIVA – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan dalam satu pekan terakhir angka kasus kematian di Ibu Kota akibat COVID-19 di mencapai 182 orang. Jumlah ini menurun bila dibandingkan pekan sebelumnya yang mencatat 295 kasus kematian.

Ridwan Kamil soal Kans Bertemu Anies: Mudah-mudahan Ada Berita Baik

"Hasil pengamatan 2 minggu terakhir terjadinya penurunan kejadian kematian pada kasus terkonfirmasi positif COVID-19,” kata Anies melalui keterangan tertulis, Minggu, 11 Oktober 2020.

Baca Juga: Doni Monardo: Demo Berisiko Besar Tularkan COVID-19

Bantah Ahok, Basarah Sebut Sejak Awal PDIP Ingin Anies Jadi Cagub Jakarta

Anies menjelaskan penurunan ini terlihat sejak 24 September 2020 sampai dengan saat ini. Tingkat kematian dalam persen atau disebut dalam case fatality rate (CFR) di Jakarta juga terus menurun hingga saat ini ke angka 2,2 persen. 

Dia mau dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi maka angka kematian bisa ditekan hingga nol kasus.

Jubir Anies Targetkan Pramono-Rano Raih 57 Persen Suara di Pilkada Jakarta

“Laju kematian juga menurun, prediksi tanpa PSBB ketat, kematian harian kasus positif di Jakarta saat ini mencapai 28 per hari, saat ini lajunya 18 per hari. Walaupun demikian, kematian harus dilihat dari angka absolut dan ditekan serendah mungkin hingga angka 0,” ujarnya.

Pun, Anies mengatakan, pergerakan penduduk selama empat pekan PSBB terlihat menurun signifikan pada tempat rekreasi, taman, dan perumahan. Kemudian, untuk pasar, kantor dan pabrik, serta transportasi publik sempat menurun, namun kembali naik pada 1 pekan terakhir. 

Selain itu, terjadi penurunan proporsi penemuan kasus pada klaster perkantoran selama 1 pekan terakhir. Namun, terjadi peningkatan penemuan kasus pada klaster keluarga/pemukiman, kepatuhan protokol kesehatan di lingkungan rumah dan penguatan RT/RW/kader diperlukan.

Pemprov DKI Jakarta akan terus meningkatkan gerakan testing, tracing, dan treatment (3T) sebagai antisipasi potensi pelonjakan. Untuk diketahui, jumlah orang dites di Jakarta terus meningkat seiring dengan bertambahnya kapasitas testing. 

Pada periode 3 – 9 Oktober, jumlah orang yang dites melalui polymerase chain reaction (PCR) mencapai 63.474, setara dengan testing rate 6 per-1.000 penduduk dalam satu minggu. Angka ini 6 kali lipat melebihi rate minimum yang ditetapkan badan kesehatan dunia atau WHO. 

Di tengah pandemi COVID-19, mari jangan lupa lakukan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan

#pakaimasker
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitanganpakaisabun
#ingatpesanibu
#satgascovid19

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya