Hotel di Depok Ini Siapkan 50 Kamar Isolasi Pasien Virus Corona
- Zahrul Darmawan/VIVA.
VIVA – Salah satu hotel di Kota Depok, Jawa Barat, telah telah siap untuk menjadi tempat isolasi mandiri pasien virus Corona atau COVID-19, gejala ringan atau Orang Tanpa Gejala (OTG). Namun sampai saat ini, pihak manajemen masih menunggu keputusan dari pihak terkait.
Hal itu diungkapkan oleh April, manajemen Hotel Sifaana, Depok. Ia menuturkan, pihaknya telah mengajukan permohonan tersebut sejak empat hari lalu.
“Dari PHRI Jawa Barat mengajukan ke kita, nah kita isi data-datanya bersedia gitu,” kata April saat ditemui awak media pada Selasa 22 September 2020.
Baca juga: Tantangan Erick Thohir Genjot Kinerja BUMN: Ubah Karakter Ahok
April mengatakan, alasan pihaknya mendaftar tak lain karena omzet yang menurun sejak pandemi COVID-19 terjadi.
“Ini dari manajemen, kita enggak bisa jawab. Mungkin juga kondisi sekarang ini kan sepi juga, mungkin kalau dipakai itu ada pendapatan lah. Karyawan kita kan juga kan kena imbas karena sepi konsumen,” ujarnya.
Pria paruh baya itu pun berharap, dengan adanya kebijakan tersebut dapat membantu memulihkan perekonomian hotel. Keterpurukan itu terjadi sejak Januari.
"Sekarang ini kan kita rugi untuk operasional, bayar karyawan. Omzet sudah turun jauh, hancur, okupansinya cuma 15 persen sekarang. Februari masih mending. Tapi ke sananya sudah hancur. Maret kita sudah tutup. Pertengahan Maret sampai Juli,” tuturnya.
Saat ini, lanjut April, pihaknya masih menunggu keputusan dari gugus tugas. Jika pengajuan itu dikabulkan, Hotel Sifaana bakal menyiapkan sebanyak 50 unit kamar tidur. Namun dengan catatan, yang bisa diterima hanyalah pasien dengan gejala ringan.
“Kita enggak mau kalau yang berat. Kita terima yang OTG, itu kita masih berani, mau, cuma memang APD (alat pelindung diri)-nya yang sulit. Yang jelas kita ikutin prosedur harus pake APD," katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna mengapresiasi langkah yang dilakukan pihak Hotel Sifaana. Namun demikian, Pradi mengaku dirinya belum bisa mengambil keputusan karena masih perlu berkoordinasi dengan gugus tugas dan pemerintah provinsi maupun pusat.
“Tentu ini harus kita apresiasi karena di tengah keterbatasan rumah sakit ada pihak hotel yang bersedia. Segera kami akan kaji dan koordinasi dengan gugus tugas,” ujar dia. (art)