Manuver Pemprov DKI ke Azas Tigor: Tak Paham Etika dan Adat Ketimuran
- VIVA/Syaefullah
VIVA – Kepala Badan Kepegawaian Provinsi DKI Jakarta, Khaidir angkat bicara soal jenazah Sekda DKI Saefullah yang dibawa ke Balai Kota untuk mendapatkan penghormatan terakhir yang diprotes oleh Koordinator Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan.
"Itu orang yang mengkritiknya saja yang artinya tidak paham kepada etika birokrasi dan tidak paham adat istiadat ketimuran," kata Khaidir di Jakarta, Kamis, 17 September 2020.
Baca juga: Anies Diprotes karena Bawa Jenazah Saefullah ke Balai Kota
Menurutnya, bahwa jenazah almarhum Sekda DKI Saefullah dengan mobil ambulans itu sudah sesuai dengan protokol kesehatan bahkan jenazah itu tidak dibuka dan tetap di dalam peti mati.
"Jenazah di dalam ambulans sudah mengikuti prtokol Covid dan jenazah tidak diturunkan, semua sudah mengikuti prokotol kesehatan tidak ada yang dilanggar, jenazah tertutup dalam peti dalam ambulans yang rapat enggak ada masalah," katanya.
Lebih lanjut, kata dia, tata cara pelepasan itu memang ada aturannya karena Saefullah pejabat yang berwenang dan aktif tidak pensiun dan waktu menjelang sakit masih rapat paripurna, kelaziman tata cara dalam pemerintahan.
"Ketika pejabat aktif kalau menggunakan prosedur protokol ketentuan kita harus melepas, gimana kalau enggak lepas, kamu sebagai pemipin dilepas begitu perasaanya gimana ada aturannya protokolnnya," katanya.
"Itu tidak tertulis (aturannya) tetapi bermakna ibarat tersirat dan secara etika birokrasi ini penting," katanya.
Sebelum itu, Koordinator Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan mengkritik langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sempat membawa jenazah Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Saefullah ke Balai kota DKI Jakarta. Kritikan ini dilontarkan, lantaran Sekda meninggal karena terpapar COVID-19.
"Apa yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta adalah sebuah tindakan yang sombong. Pak Saefullah yang meninggal karena positif COVID-19 ini harusnya langsung dibawa ke lokasi pemakaman untuk dimakamkan," kata Azas Tigor, saat dihubungi VIVA.
Menurut Azas, seseorang yang positif COVID-19 seharusnya langsung dibawa dan dimakamkan segera sesuai protokol kesehatan. Sedangkan, informasi yang didapat, jenazah Saefullah sempat dibawa untuk mendapatkan penghormatan terakhir di Balaikota DKI Jakarta.
Pertanyaannya, kenapa jenazah Pak Saefullah, Sekda DKI Jakarta yang meninggal karena positif COVID-19 dibawa ke Balai Kota? Bukannya jenazah yang meninggal karena positif COVID-19 itu harusnya langsung dimakamkan ke TPU? Jika memang ingin memberi penghormatan terakhir, kenapa tidak Anies Baswedan sebagai Gubernur Jakarta saja yang datang menghampiri jenazah almarhum ke rumah sakit," ungkapnya.