812 Bus Transjakarta Dioperasikan saat Ganjil Genap Berlaku Kembali
- Dokumentasi Transjakarta.
VIVA – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan inspeksi mendadak ke kantor pusat PT TransJakarta di Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta, Sabtu kemarin. Hal itu guna memastikan moda transportasi Ibu Kota itu siap mengantisipasi lonjakan penumpang pada saat pemberlakuan kembali sistem ganjil genap Senin besok, 3 Agustus 2020.
Anies pun meninjau langsung Fasilitas Operation Command Centre milik Transjakarta, dan Fasilitas bengkel, serta depo bus di kantor pusat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov DKI itu.
Merespons hal tersebut, Direktur Utama Transjakarta, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, menyatakan kesiapan perusahaan yang dipimpinnya itu dalam mengantisipasi kebijakan Pemprov DKI. Protokol kesehatan pun ditegaskan akan tetap diberlakukan secara ketat.
Baca juga: Ganjil Genap Berlaku Lagi, Transjakarta Tambah Operasional 155 Bus
"Insya Allah siap, sesuai arahan Gubernur agar protokol kesehatan tetap diberlakukan ketat, karena Kesehatan dan keselamatan warga pengguna jasa adalah yang utama,” kata Jhony di Jakarta, Minggu 2 Agustus 2020.
Jhony menjelaskan sepuluh koridor yang bersinggungan langsung dengan jalur ganjil genap akan ada penambahan ditambah 25 persen dari total pengoperasian armada Juli yang lalu. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi pembatasan kapasitas angkut bisa diterapkan dengan baik.
Belajar dari data Asian Games 2018 di Jakarta ketika terjadi lonjakan penumpang sekitar 11 persen, dia pun memastikan penerapan kebijakan itu bisa berjalan efektif.
"Sehingga total operasional sekitar 751 armada di 10 koridor tersebut, dan 812 armada secara keseluruhan (13 koridor)," kata Jhony.
Senada dengan Jhony, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, sebelumnya juga memastikan tidak akan ada penumpukan penumpang di halte bus Transjakarta ketika ganjil genap kembali berlaku.
Pihaknya pun menyiapkan bus cadangan sebanyak 10 persen dari jumlah bus yang ada. Bus cadangan tersebut disediakan untuk menjemput penumpang yang menumpuk di halte.
"Ada 10 persen bus cadangan di setiap menyusun rencana operasional. Dari total 100, maka yang masuk dalam rain off itu adalah 10 persen cadangan," kata Syafrin. (ren)