Lebaran Idul Adha, Sampah di Jaksel Malah Berkurang
- ANTARA/Risky Andrianto
VIVA – Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan, Muhammad Amin mengatakan jumlah sampah yang dihasilkan setelah Idul Adha 1441 H di Jakarta Selatan pada Jumat ,31 Juli 2020 sebanyak 1.253,88 ton.
“Kalau tonase sampah di Jaksel sehari-hari sebanyak 1.700 sampai 1.800 per-hari,” Kata Amin ketika dikonfirmasi Sabtu 1 Agustus 2020.
Selain itu, Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Selatan memiliki cara berbeda untuk tindakan limbah padat dan cair pasca penyembelihan hewan qurban pada Idul Adha 1441 H.
Baca juga: Dokter Spesialis Paru di Medan Meninggal, Positif Corona
Hal ini diungkapkan Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Selatan, Hasudungan. limbah padat harus dimasukan ke dalam plastik terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah. Limbah yang tergolong padat adalah sisa-sisa perut dari jeroan hewan qurban. Untuk limbah padat berupa kulit hewan, dikatakan Hasudungan sudah diambil oleh jagal untuk dijual ke pengrajin.
“Setelah itu nanti akan dikumpulkan oleh petugas PPSU dan dibawa ke tempat pembuangan akhir,” Kata Hasudungan ketika dikonfirmasi.
“Biasanya dijual ke pengrajin bedug, kerupuk kulit, atau kerajinan tangan lain,” tambahnya.
Kemudian, untuk limbah cair pihak penyembelih hewan qurban dapat menampungnya di tangki septik masjid masing-masing. Seperti misalnya sisa-sisa pencucian darah dan jeroan dari hewan qurban.
Ia mengimbau, limbah berbentuk apapun nggak boleh dibuang ke sungai maupun saluran air.
Untuk diketahui, masjid-masjid tersebut mendapatkan bantuan sedot tangki septik gratis dari program yang dilaksanakan oleh PD PAL Jaya, Baznas Bazis, dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi DKI Jakarta. Hasudungan menuturkan, setiap masjid mendapat bantuan sedot tangki septik gratis sebanyak 2m kubik.
Sisa-sisa tinja dan jerami juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik oleh warga di kebunnya masing-masing. Khusus di Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Selatan, sejumlah limbah padat dibawa ke kebun di daerah Bogor untuk diolah kembali.