Anies: Jika Kasus Positif Tambah, Artinya Kurangi Masalah Jakarta
- VIVA.co.id
VIVA – Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan menjelaskan mengapa jumlah kasus positif COVID-19 di wilayah Jakarta terus bertambah setiap harinya. Tercatat, ada penambahan sebanyak 378 kasus positif di Jakarta pada Minggu, 26 Juli 2020.
Menurut dia, Pemerintah Provinsi DKI sebenarnya bisa saja mengurangi kasus positif corona dengan cara mengurangi testing kepada masyarakat. Tapi, kata Anies, hal itu sama saja Pemerintah Provinsi DKI tidak bertanggung jawab.
“Kalau mau sekedar mengurangi kasus positif, Pemprov DKI mengurangi testing langsung turun angka positif. Tapi, itu bukan tujuan kami,” kata Anies di Jakarta pada Minggu, 26 Juli 2020.
Justru, Anies mengatakan Pemerintah Provinsi DKI tujuannya ingin menemukan masyarakat yang positif dan mengisolasinya. Makanya, Pemprov DKI meningkatkan testing supaya warga yang sudah terpapar jadi ditemukan dan wajar angkanya terus bertambah kasus positif corona.
“Tapi angka positif bertambah itu dalam rangka menemukan orang-orang yang positif supaya bisa diisolasi. Menurut saya, jangan hanya melihat angka pertambahan kasus. Kalau lihat angka pertambahan kasus kemudian dikesankan dalam kasusnya tambah, berarti masalah. Kalau kita menemukan berarti kita mengurangi masalah,” ujarnya.
Bayangkan, kata Anies, apabila petugas tidak menemukan kasus positif dengan cara melakukan testing massal. Maka, orang yang diduga positif tanpa gejala berkeliaran ke tempat kerja itu bisa menularkan ke keluarga dan lainnya. Karena, virus corona itu masih ada.
“Justru yang harus dikerjakan adalah nambah testing. Otomatis akan nambah kasus, yang harus kita lihat apa, presentase positif. Berapa yang dites, berapa yang positif. Presentasi positif itu akan disebut sebagai aman,” jelas dia.
Jadi, Anies tidak ingin mengurangi jumlah testing hanya untuk memberikan kesan aman. Tetapi, kata dia, Pemerintah Provinsi DKI mau menambah testing supaya bisa menemukan kasus positif yang sedang berada di luar, yang semula tidak tahu. Sebab, 66 persen yang ditemukan positif itu tanpa gejala.
“Kalau orang tanpa gejala tidak diketahui, berbahaya. Saya ingin garis bawahi pada semuanya, kami akan terus meningkatkan testingnya, kami akan terus mencari mereka yang positif tanpa gejala, supaya mereka bisa isolasi, supaya masyarakat kita bisa selamat. Jadi kami tetap akan meneruskan itu (testing),” ujarnya.