Tak Terima Ditertibkan, PKL Kanal Banjir Timur Bentrok dengan Petugas

Penertipan PKL di KBT.
Sumber :
  • Kenny P/VIVA

VIVA – Ratusan pedagang kaki lima di Kanal Banjir Timur (KBT) terlibat bentrok dengan petugas gabungan. Bentrokan terjadi lantaran para pedagang tidak terima ditertibkan oleh petugas. Bentrokan yang terjadi pada Sabtu 18 Juli 2020 sore diwarnai aksi baku hantam.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Bentrokan bermula saat para pedagang tidak terima barang dagangan diambil oleh petugas gabungan. Beberapa orang pedagang nekad memanjat truk Satpol PP untuk mengambil kembali barang dagangannya.

Aksi saling dorong pun tak terhindarkan antara petugas gabungan dan para pedagang. Situasi memanas saat salah seorang pedagang memukul petugas.

Kondisi Puncak Bogor Usai Penertiban Kios PKL Bikin Geger, Netizen: Ga Bisa Nongkrong Lagi Dong!

"Kami butuh solusi, bukan hanya sekadar ditutup. Anak kami butuh makan juga pak. Kenapa di tempat lain masih bisa buka hanya di sini yang tutup," ujar Rudi salah satu pedagang di KBT. 

Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Timur yang berada di lokasi mengatakan bahwa pemerintah kota sudah memiliki solusi untuk para pedagang dibantaran KBT.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

"Saya yakinkan kepada pedagang kami punya solusi nya. Penutupan di kawasan KBT lantaran KBT juga salah satu pusat keramaian berkumpulnya masyarakat. Sudah dikasih imbauan terlebih lagi di bkt menjadi tempat olahraga dan pedagang menjadi pusat perhatian," jelas uus Kuswanto, Wakil Wali Kota Jakarta Timur.

Baca juga: Jual Burung Langka, Oknum Guru Honorer Diciduk

Pemerintah kota Jakarta Timur sendiri sudah memberikan himbauan kepada para pedagang untuk tidak berdagang selama masa pandemi COVID-19. Ini dikarenakan angka positif COVID-19 di Jakarta terus meningkat. 

"Pemkot sudah menegaskan di masa pandemi tidak ada lagi kegiatan yang menimbulkan keramaian,"tambah Uus. 

Uus menjelaskan, para pedagang yang ada di bantaran KBT juga berasal dari luar daerah Jakarta Timur yang dikoordinir oleh seorang koordinator. Hal ini menambah risiko penyebaran COVID-19.

Pantau berita terkini di VIVA terkait Virus Corona

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya