Soal Sembako Terbengkalai di Depok, Kantor Pos Merespons

Kepala Kantor Pos Depok, Dicky Hendrawansah
Sumber :
  • VIVAnews/Zahrul Darmawan

VIVA – Wali Kota Depok Mohammad Idris mempersoalkan ribuan paket dan ratusan kilo gram telur bantuan sosial (bansos) Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang ditemukan membusuk di Aula Balai Rakyat, Kecamatan Sukmajaya, Depok. Menurut dia, itu adalah tanggungjawab Kantor Pos.

Kemensos Gandeng Pos IND Salurkan Bantuan Rp200 Ribu untuk Anak Yatim Piatu, Ini Syaratnya

Menanggapi hal tersebut, Kepala Kantor Pos Depok, Dicky Hendrawansah, akhirnya kembali angkat bicara. Ia tak menampik hal tersebut. Dia pun menjelaskan bahwa bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk Kota Depok yakni Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima bantuan sekira 47.000  paket.

“Dalam hal ini Kantor Pos alhamdulillah dibantu dengan pemerintah daerah Kota Depok yang sangat support baik Dinas Sosial atau Dinas Perdagangan maupun camat, lurah dan RT RW ikut membantu support kami sehingga berhasil kami mengantarkan sekitar 43.000 paket,” katanya, Selasa 30 Juni 2020.

Ada Perubahan Data Penerima Manfaat, Realisasi Bansos Capai 97 Persen

Akan tetapi Dicky membantah klaim bahwa ribuan paket yang tersisa itu dalam kondisi terbengkalai. Menurutnya, itu adalah barang retur dan jumlahnya ada sekira 4000-an paket. Ia mengklaim ribuan paket itu dalam kondisi layak, aman dan bagus.

“Itu barang retur bukan terbengkalai, ada masa distribusi, dan ada akhir masa dan inilah barang yang kami simpan di salah satu gudang untuk menunggu lebih lanjut Satgas dari Provinsi Jabar apa barang ini kami distribusikan lagi atau kami serahkan ke Pemda (pemerintah daerah),” ujarnya.

Cara Pos Indonesia Salurkan Bansos ke Keluarga Penerima Manfaat

Dirinya menegaskan, pihaknya tidak bisa mengambil kebijakan karena hal itu ranah Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Kami sedang menunggu info lebih lanjut mudah-mudahan tidak lama lagi ada petunjuk,” ujarnya

Dicky mengatakan, hal yang kemudian juga perlu diluruskan adalah telur yang disebut-sebut ditemukan dalam keadaan membusuk. Ia mengatakan itu hanyalah sebagian kecil sebab sebagian besar telah disalurkan ke yayasan yatim piatu, lanjut usia, pondok pesantren dan sebagainya.

“Tanggal 27 kemarin itu yang kami musnahkan hanya 256 tray. Busuk apa enggak, kami enggak tahu. Tapi berdasarkan perhitungan waktu kayanya sudah tidak layak konsumsi, jadi alangkah baiknya kami musnahkan dari pada mengganggu kesehatan. Tapi sebagian besar sudah kami salurkan ke yayasan berdasarkan petunjuk Dinsos dan Dindag Kota Depok,” jelasnya

Dicky menilai, data yang diberikan Pemerintah Kota Depok telah cukup baik, namun demikian dalam pelaksanaan masih terdapat barang yang terpaksa retur atau dikembalikan.

“Kota Depok sebetulnya datanya sudah sangat bagus tetapi memang kemarin ada yang retur karena pindah alamat, meninggal tanpa ahli waris dan doubel bantuan. Pemerintah kalau bisa tidak doubel bantuan,” ucapnya.

Lebih lanjut Dicky pun tak menampik pernyataan wali kota yang menyebut hal itu adalah tanggungjawab PT Pos selaku lembaga resmi yang ditunjuk pemerintah.

“Tapi bagaimanapun kami menunggu petunjuk provinsi dan berkordinasi dengan kota. Kami adalah penerima kerja dari tim Satgas Pemprov Jabar,” katanya.

Dicky mengatakan, pihaknya bekerja berdasarkan petunjuk dan data yang diberikan pemerintah daerah.

“Masalah pendataan kami kurang paham, karena kami itu ini barangnya, ini penerimaannya sekian, itu yang kami distribusikan,” jelasnya

Ketika disinggung adanya sejumlah temuan paket bansos dalam kondisi rusak, Dicky pun tak membantahnya. Namun ia menilai, hal itu bukan karena faktor kesengajaan.

“Barang itu tidak rusak tapi secara kebetulan ada yang dusnya sobek, ada yang saat distribusi kena hujan, jebol. Tapi itu nanti di-repacking, kami siapkan setelah semua selesai. Di-repacking ulang seperti sediakala dan yang sobek itu sedikit. Wajarlah ya. Enggak banyak kok, hanya puluhan,” katanya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya