HUT Ke-493 Jakarta, Anies Bicara Atasi Macet dan Banjir

Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pantau banjir di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, Senin, 20 Februari 2017.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Gubernur Anies Baswedan di HUT ke-493 DKI Jakarta menyampaikan berbagai capaiannya dalam hal mengurai kemacetan hingga masalah banjir. Soal kemacetan, yang didorong adalah pengunaan transportasi umum.

Pesan Anies ke Pramono-Rano saat Pimpin Jakarta

Anies mengatakan, tantangan Jakarta adalah pengelolaan transportasi. Maka harus dibangun transportasi yang terintegrasi, dan di bawah kepemimpinannya program itu disebut Jak-Lingko. Program itu mengintegrasikan moda transportasi dari yang MRT, kereta hingga yang terkecil. Sudah ada empat stasiun yang diresmikan dan terintegrasi dalam program Jak-Lingko.

"Kita alhamdlllah dalam tiga tahun ini jumlah pengguna kendaraan umum dari 350 ribu per hari meningkat menjadi 1 juta. Ada 650 ribu orang yang dulu (menggunakan) kendaraan pribadi sekarang kendaraan umum," kata Anies, dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Senin 22 Juni 2020.

Anies Yakin Pramono-Rano Menang Pilkada Jakarta Satu Putaran: Ini Bukan Ramalan Cuaca

Namun saat ini memang dalam masa pandemi Covid-19 sehingga penggunaan kendaraan umum menurun. Demi menjaga diri, tidak sedikit masyarakat memilih kendaraan pribadi karena dianggap lebih aman dari penularan Covid-19. Jakarta juga masih belum memberlakukan sistem ganjil-genap untuk kendaraan pribadi sehingga sudah terlihat macet. Anies memaklumi itu terjadi di saat pandemi sekarang.

"Kalau setelah pandemi ini kita dorong lagi naik kendaraan umum," katanya.

PKS Ucapkan Selamat ke Anies, Pramono-Rano Berhasil Unggul di Pilkada Jakarta

Mengenai banjir, Anies mengatakan program pengendalian terus berjalan, baik pengerukan sungai hingga penyelesaiaan di hulu, yakni air yang datang dari wilayah Bogor. Bersama Kementerian PUPR, masih dituntaskan pengendalian dari hulu dengan membangun bendungan agar volume air menuju Jakarta bisa dikendalikan.

Anies menilai, persoalan banjir di Jakarta adalah ketika volume air dari hulu sangat tinggi. Sementara jika hujan lokal dan dalam kondisi normal, sistem yang ada di sini diklaimnya masih bisa mengantisipasi banjir.

"Kalau hujan yang kita alami di Jakarta selama hujannya dengan volume normal, sistem yang ada di kita bisa mengendalikan dengan baik," katanya.

Namun peristiwa banjir besar pada awal 2020, menurutnya, karena volume banjir yang tidak normal atau ekstrem. Hujan saat itu adalah yang paling ekstrem selama 150 tahun sehingga hampir seluruh wilayah digenangi banjir dengan volume air yang cukup tinggi. Namun jika curah hujan normal, menurutnya, tidak akan menjadi masalah.

"Insyaallah sistem kita bisa meng-hadle dengan cepat," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya