Corona DKI Melonjak Tajam, Dinkes: Pencarian Kami Tingkatkan
VIVA – Pemprov DKI Jakarta memperbaharui informasi mengenai kasus Covid-19 pada Rabu, 10 Juni 2020. Hari ini tercatat ada 157 kasus baru, dan total jumlah pasien positif di Jakarta saat ini sudah mencapai 8.423 orang.
Berdasarkan informasi yang disebarkan Pemprov DKI Jakarta, jumlah pasien yang menjalani perawatan sudah mencapai 1.427, lalu sebanyak 2.928 melaksanakan isolasi mandiri. Jumlah pasien meninggal ada 551 orang dan pasien sembuh sudah mencapai 3.517 orang.
Saat ini, Pemprov DKI telah meningkatkan kapasitas pemeriksaan dengan metode rapid tes dan PCR, dengan membangun Lab Satelit Covid-19, dan membangun jejaring dengan lab pemeriksaan Covid-19. Hingga 9 Juni 2020, ada 183.889 sample yang telah diperiksa PCR.
Kemudian untuk tes massal, Pemprov DKI telah melakukan terhadap 171.093 orang, dengan jumlah yang reaktif Covid-19 mencapai 6.265, dan non reaktif sebanyak 164.828 orang.
Sementara itu, terhitung sejak 24 April 2020 hingga 9 Juni 2020, tepatnya pada pukul 14.00 WIB, Pokja KSBB telah mengumpulkan komitmen dari para donatur sebanyak 408.023 paket sembako untuk warga yang rentan secara ekonomi.
Menanggapi mengenai peningkatan tajam kasus baru Covid-19 di Jakarta, Kadinkes DKI Jakarta, Widya Astuti mengatakan, penambahan terjadi karena rumah sakit yang baru melaporkan data akumulasi kasus yang mencapai 40 kasus pada saat ini dan juga adanya penyisiran.
"Ada sebanyak 84 kasus dilaporan dari delapan rumah sakit yang ada di Jakarta, lalu ada 110 kasus yang dilaporkan oleh tim puskesmas yang secara aktif melakukan pencarian dengan meningkatkan tes covid-19 di lapangan," katanya.
Widya Astuti secara aktif pencarian akan terus dilakukan. Terutama pada wilayah yang telah ditetapkan sebagai zona merah di Jakarta. Menurutnya, pada Mei lalu pencarian fokus dilakukan pada 58 kelurahan yang merupakan wilayah yang tinggi kasusnya dan juga padat penduduk.
Kemudian pada Juni ini, dilakukan sejalan PSBB transisi pencarian dilakukan pada 66 RW yang dianggap rawan. Karena itu, kemampuan kapasitas test yang baik harus dilakukan seiring dengan kebijakan PSBB pelonggaran saat ini. "Pelonggaran PSBB harus dibarengi oleh kemampuan kapasitas testing yang bagus. Kemudian juga pelayanan rumah sakit yang juga harus ditingkatkan," katanya.