Hingga Malam, Pengguna KRL Terus Membludak
- ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
VIVAnews - Kereta Commuter Indonesia (KCI) melayani lebih dari 240.132 pengguna KRL hingga pukul 18:00 WIB pada hari, Senin 8 Juni 2020. Angka tersebut menyamai jumlah pengguna keseluruhan pada hari-hari kerja di pekan lalu.
Jumlah pengguna ini juga melebihi rata-rata pengguna di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yaitu 180 ribu hingga 200 ribu pengguna setiap harinya.
KCI mengklaim hingga malam ini, suasana di seluruh stasiun dan di dalam rangkaian KRL masih kondusif. Antrean pengguna terjadi di sejumlah stasiun yang menjadi lokasi pemberangkatan pengguna untuk jam sibuk sore hari seperti Stasiun Tanah Abang, Stasiun Jakarta Kota, dan Stasiun Juanda.
"PT KCI mengimbau para pengguna KRL untuk tidak memaksakan diri menggunakan KRL pada jam-jam sibuk," kata Humas KCI, Anne Purba, lewat keterangan resminya.
Mengenai antrean yang terjadi pada pagi dan sore hari tadi, Anne menjelaskan itu terjadi karena banyak masyarakat yang sudah kembali bekerja. Sementara banyak perusahaan juga tidak melakukan pengaturan dan pembedaan jam kerja dibanding masa sebelum Covid-19.
"Pengaturan jam kerja ini sangat penting terutama bagi mereka yang menggunakan transportasi publik pada masa PSBB transisi ini, karena pembatasan dari segi jam operasional maupun kapasitas pengguna masih berlaku," ujar Anne.
Seperti diketahui, untuk KRL saat ini masih berlaku pembatasan pengguna yaitu sejumlah 35-40 persen dari kapasitas. Atau sama dengan sekitar 74 pengguna per kereta.
Sementara itu, kepolisian juga melakukan pengawasan terhadap warga selama masa PSBB transisi. Alasannya, terjadi keramaian warga di beberapa stasiun kereta akibat sejumlah pekerja pulang kantor.
Seperti di Stasiun Sudirman yang terpantau terjadi antrean pekerja yang baru pulang kantor. Antrean bahkan memanjang hingga 200 meter di luar sampai terowong Kendal.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto yang memantau langsung pengawasan warga mengatakan pihaknya meminta warga untuk disiplin dan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
"Kami kontrol warga dan beri instruksi penumpang separuh kapasitas. Paling tidak warga ini terakomodir dengan baik agar tak terjadi penumpukan," kata Heru di Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Senin 8 Juni 2020.
Heru melanjutkan pemantauan yang berlangsung sampai pukul 18.00 itu menyimpulkan bahwa sebagian besar warga sudah tertib. Titik keramaian terjadi di kawasan Stasiun Tanah Abang dan Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI).
"Penggunaan masker dan jaga jarak mereka memahami. Memang, saat mengantre kereta sudah kami ingatkan. Mudah-mudahan saat di dalam kereta ada yang bisa mengontrol atau mengawasi," kata Heru.
Heru melihat keramaian warga bakal berlangsung setiap hari mengingat pemerintah telah memberikan izin bagi aktivitas warga, baik dalam bekerja, maupun dalam menggunakan transportasi umum.
"Kami kontrol di beberapa gedung di kawasan Sudirman, diminta jangan memperkerjakan lebih dari 50 persen. Ingat, ada dendanya bagi perusahaan yakni Rp25 juta. Kalau penggunaan masker denda Rp250 ribu. Ini kami masih imbauan. Nanti kalau memang sudah siap bakal kami kasih tindakan," lanjutnya.
Berdasarkan pantauan di lokasi, Heru terjun langsung memastikan penerapan protokol kesehatan Covid-19 bagi calon penumpang kereta rel listrik (KRL) tersebut. Ia bersama jajarannya membawa pengeras suara untuk menyampaikan imbauan-imbauan kepada para penumpang.
"Tetap perhatikan jarak aman ya bapak-bapak, ibu-ibu. Nanti sampai rumah, jangan langsung peluk anak dulu. Mandi dulu dan ganti baju dulu baru bersentuhan dengan keluarga di rumah," ujar Heru melalui pengeras suara.
Jam pulang kerja mengakibatkan lonjakan penumpang di Stasiun Sudirman. Namun, setiap calon penumpang yang hendak masuk ke kawasan stasiun langsung diimbau menjaga jarak oleh petugas.
Para calon penumpang tampak berbaris dan saling menjaga jarak hingga antrean mencapai sekira 10 meter. Sebelum memasuki kawasan stasiun, para calon penumpang KRL juga dilakukan pemeriksaan suhu tubuh oleh petugas KCI.