Anies Sebut DKI Kesulitan Atur Jaga Jarak Penumpang di Halte Transit
- vivanews/Andry Daud
VIVA – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyebutkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalami kesulitan dalam mengatur physical distancing atau pengaturan jarak antarpenumpang, di halte-halte transit TransJakarta.
Menurut Anies, penumpukan penumpang kerap terjadi di halte ketika mereka menunggu bus lanjutan. Hal itu membuat area kosong sehingga ada jarak antarpenumpang, semakin menyempit.
"Di semua tempat nanti akan diatur supaya sebisa mungkin berjarak. Tantangannya ada di tempat-tempat di mana antar bus itu ada transit," ujar Anies di sela-sela mengecek dimulainya lagi aktivitas kantor di Dukuh Atas, Jakarta, Senin, 8 Juni 2020.
Anies mencontohkan, di halte Cikoko Stasiun Cawang. physical distancing lebih mudah dilakukan di halte yang tidak padat sehingga penumpang bisa diatur untuk terus mengantre hingga ke luar halte.
"Kalau di halte yang mengantre ke luar, itu bisa dikelola di luar. Tapi di halte yang ada perpindahan antarbus, biasanya tempatnya lebih padat," ujar Anies.
Anies mengemukakan, PT Transportasi Jakarta, saat ini sedang menyiapkan mekanisme baru di mana ada strategi physical distancing di halte-halte yang padat. Aktivitas masyarakat diprediksi meningkat mulai Senin ini, dengan dimulainya lagi secara bertahap aktivitas-aktivitas kantor di Jakarta.
"Tim dari TransJakarta sudah menyiapkan juga untuk mekanismenya. Nanti saya minta menjelaskan," ujar Anies.