Buku tentang Teroris Disita dari 5 Pemuda Anarko Provokator Kerusuhan
VIVA – Polisi menyita beberapa buku dari lima pemuda yang disebut sebagai anggota kelompok atau gerakan Anarko-Sindikalisme yang mencoba memprovokasi untuk membuat keonaran di tengah pandemi virus corona.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, menurut polisi, buku-buku itu diduga berisi paham-paham semacam terorisme. "Ya, buku-buku pelajaran sama kayak teroris gitu," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus saat dikonfirmasi wartawan, Rabu, 15 April 2020.
Kelompok Anarko dituding bergerak guna membuat keonaran. Contoh, di Bandung, Jawa Barat, pada 2019, saat terjadi demonstrasi di sana. Mereka menyusup dan memprovokasi guna membuat peserta demo terpancing untuk ricuh. Empat orang ditangkap dalam kericuhan itu.
Yusri tak menjelaskan dengan terperinci profil kelompok itu, kecuali hanya bilang, "Mereka kan Anarko, vandalisme. Tugasnya cuma bikin rusuh.”
Baca: Asal-usul Anarko Sang Penganjur Sabotase-Boikot dalam Rusuh Hari Buruh
Lima orang dicokok akibat bikin onar di masyarakat di tengah wabah covid-19. Kelimanya antara lain MRR alias Bunga (21 tahun), AAM alias Aflah (18 tahun), RIAP alias Rio (18 tahun), RJ alias Riski (19 tahun), dan yang terakhir MRH.
Mereka, menurut polisi, menyebarkan berita bohong yang dapat menimbulkan keonaran di masyarakat atau menghasut supaya melakukan tindak pidana.
Kelimanya bertindak vandalisme dengan membuat tulisan yang salah satunya berisi kalimat 'SUDAH KRISIS, SAATNYA MEMBAKAR'. Aksi vandalisme ini dilakukan di beberapa titik di Kota Tangerang Kota pada 9 April.