Tokoh Intelijen Ini Analisis Dugaan Penyebaran Covid-19

VIVA – Mewabahnya virus Corona Covid-19 ke berbagai negara menjadi keprihatinan. Lebih dari 600 ribu orang dari belahan dunia dilaporkan terinfeksi Covid-19.

Dilema Produsen Mobil Listrik China: Laris tapi Merugi

Ada dugaan virus ini dianggap sebagai senjata pemusnah masal yang sengaja diciptakan. Salah satu yang menyampaikan dugaan ini adalah Pengamat intelijen senior Indonesia, Suhendra Hadikuntono.

Suhendra melalui akun Twitter-nya mengirim cuitan untuk menanggapi pernyataan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence terkait penanganan Covid-19 di negeri Paman Sam itu. Dalam cuitan itu, ia menganalisis dugaan model penyebaran Covid-19 yang sudah menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia.

Menkomdigi Meutya Hafid Tunjuk Jenderal Densus 88 Antiteror

"Mr Mike Pence, from yesterday, I wanna to ask you, why noboby at the Air Port got hit? If the virus is brought by people from abroad or... or... the virus is intentionally carried by intellegent agent?" demikian cuitan Suhendra dalam Twitternya @pujakessuma_ind yang dikutip pada  Senin, 30 Maret 2020.

Cuitan itu mempertanyakan Covid-19 yang dinilainya janggal tanpa menulari orang-orang yang bekerja di Bandara Udara. Ia mencurigai virus tersebut sengaja dibawa agen intelijen suatu negara yang punya misi khusus. Jika diterjemahkan cuitan Suhendra tersebut sebagai berikut.

Khalid Akui Dirinya Gay setelah Foto Pribadi Tersebar di Media Sosial

"Bapak Mike Pence, sejak kemarin saya ingin bertanya kepada Anda, mengapa orang-orang di bandar udara tidak terkena (Covid-19), kalau memang virus tersebut dibawa orang-orang dari luar negeri? Atau jangan-jangan virus itu memang sengaja dibawa oleh agen intelijen?".

Suhendra pun menjelaskan maksud analisisnya. Ia meyakini bandara menjadi gerbang utama suatu ketahanan negara. Maka itu, ia heran karena sejauh ini, ia menilai belum ada petugas bandara yang tertular Covid-19. Seharusnya, jika itu benar virus yang terbawa oleh orang maka bisa menulari  petugas di bandara.

"Padahal mereka adalah orang yang pertama kali berinteraksi bahkan bersentuhan langsung dengan penumpang pesawat. Merekalah yang berhadapan,membubuhkan stempel di paspor, atau porter pengangkat tas milik penumpang," ujar Suhendra.

Dia meminta agar dalam persoalan Covid-19 harus melihat secara utuh. Bagi Suhendra, Covid-19 disebar dengan dibawa bukan terbawa. Hal ini yang seharusnya menjadi kewaspadaan seluruh dunia karena ini masih ada kaitan perang dagang antara negara adidaya.

"Bagian dari proxy war yang merupakan kelanjutan dari perang dagang, termasuk yang melibatkan negara-negara adidaya dengan tujuan menguasai hegemoni dunia," ujarnya.

sunset-sandboarding-di-gumuk-pasir-yogyakarta/

Dilansir dari BBC,di tengah pandemi Covid-19, AS dan China masih sempat panas dengan saling melempar propaganda. 

Presiden AS, Donald Trump pernah menyebut  corona sebagai virus China. Sementara Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo sempat menyampaikan virus Wuhan yang membuat Beijing tersinggung.

Otoritas AS ketika awal Covid-19 mencuat di Wuhan, mereka kerap menyindir China karena gagal mengatasi virus tersebut.

Namun, dari China juga membantah virus ini dari mereka. Pun, perwakilan China menolak anggapan bahwa mereka kurang transparan tentang apa yang sedang terjadi. Dinamikanya di media sosial China telah disebar virus tersebut disebabkan program militer AS.

Tapi, dari sudut pandang para ilmuwan menunjukkan struktur virus sepenuhnya alami.
 

VIVA Militer: Pangkalan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat

Rudal Misterius Hantam Pangkalan Tempur Amerika

Belum diketahui siapa yang bertanggung jawab.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024