Darurat Corona, Gunakan MRT Hanya untuk Keperluan Mendesak
- ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
VIVA – PT MRT Jakarta meminta warga hanya menggunakan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta untuk keperluan mendesak saja di masa tanggap darurat corona.
Menurut Direktur Utama (Dirut) PT MRT William Sabandar, sebagai moda transportasi publik, MRT, merupakan salah satu tempat di mana ada potensi yang cukup tinggi untuk corona menyebar.
"Biasanya kami mendorong orang naik MRT. Namun, sehubungan dengan pandemik corona, kami memohon agar MRT Jakarta hanya digunakan untuk hal-hal yang sangat mendesak," ujar William di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat, 20 Maret 2020.
William menyampaikan, di masa tanggap darurat corona, ada sejumlah penyesuaian operasional MRT. Penyesuaian di antaranya waktu operasional yang diperpendek menjadi antara 06.00 WIB, hingga 20.00 WIB. "Waktu operasional baru itu mulai berlaku Senin, 23 Maret 2020," ujar William.
William juga mengemukakan, penyesuaian lain, yaitu 'head way' atau jarak antarkereta yang menjadi lima menit pada jam sibuk, lalu sepuluh menit di jam-jam lain. MRT juga menerapkan social distancing di mana di setiap gerbong, hanya diperbolehkan 60 penumpang dengan jarak yang cukup terpisah juga.
"PT MRT telah menyiapan berbagai tanda dan marka juga, baik di kereta, mau pun pada jalan-jalan masuk untuk memastikan jarak aman antarpenumpang ini dilaksanakan," ujar William.
William juga mengemukakan, di setiap perjalanan, maksimal, hanya akan ada 360 penumpang di setiap rangkaian MRT. Penyesuaian lainnya yaitu antrean yang akan dibuat renggang saat penumpang memasuki stasiun, area keberangkatan, juga kereta MRT.
"Fokus PT MRT adalah terus mendorong personal hygiene dan social distancing measure sambil terus memastikan layanan MRT tetap prima," ujar William.