Wabah Corona, Alasan Kardinal Tetap Gelar Pelantikan Uskup Ruteng

VIVA – Monsinyur Siprianus Hormat telah ditahbiskan sebagai Uskup Ruteng, dalam sebuah upacara Misa yang digelar Gereja Katedral Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Kamis pagi, 19  Maret 2020. 

286 Tambahan Kasus, Jawa Timur Sumbang Kasus Corona Tertinggi

Prosesi pentahbisan terasa begitu agung, dipimpin pejabat pentahbis yakni Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo bersama dua uskup pendamping yakni Uskup Agung Ende, Monsinyur Vincensius Sensi Potokota dan Uskup Denpasar sekaligus Administratur Apostolik Mgr. Silvester San.

Meski prosesi berjalan khidmat, misa pentahbisan uskup terpilih ini berjalan dibawah bayang-bayang wabah Corona yang merebak di Tanah Air. Bahkan, pemerintah sempat meminta Kardinal agar upacara pentahbisan uskup baru ditunda sementara dengan alasan mencegah penyebaran Corona.

Cegah Corona, Kemenhub Klaim Transportasi Saat Lebaran Terkendali

Namun imbauan pemerintah dalam bentuk surat resmi melalui Kardinal Ignatius Suharyo tertanggal 17 Maret 2020 ini tak bisa menunda acara pelantikan uskup yang telah disiapkan jauh hari. 

Penanggung jawab pentahbisan, Mgr. Silvester San mengatakan bahwa pentahbisan uskup telah melewati persiapan yang begitu panjang.

Gawat Kasus Positif Corona Bertambah 693 Orang, Rabu 20 Mei 2020

Dalam beberapa kali rapat panitia, kata Mgr San, ancaman Covid-19 dibahas khusus sehingga keluar kesepakatan untuk mengikuti arahan Dinas Kesehatan bahwa para uskup, imam maupun tamu undangan harus melewati pengecekan suhu tubuh dan arahan mencuci tangan dengan cairan antiseptik.

"Kita janganlah membuat polemik, itu tidak baik. Panitia sendiri telah mengikuti SOP yang ditunjuk oleh Dinkes. Dan SOP sudah dijalankan yaitu pengecekan suhu tubuh semua tamu undangan termasuk kardinal dan para uskup, mencuci tangan dengan cairan antiseptik dan menggunakan masker," kata Mgr. Silvester San yang juga menjabat Uskup Bali ini. 

Kemudian, umat juga sudah diimbau jauh hari melalui surat pastoral bahwa yang sedang mengalami gangguan kesehatan untuk tidak menghadiri misa pentahbisan.

"Sejak kita tiba di ruteng langsung dilakukan pengukuran suhu tubuh dan itu dilakukan berulang-ulang. Tadi sebelum masuk ke dalam  gereja kita juga diperiksa suruh cuci tangan dengan cairan antiseptik, demikian juga umat yang hadir semua diukur," ujar Mgr San.

"Saya katakan, kami punya perayaan tetap berjalan kami tidak mau membuat polemik. Saya minta maaf, kita jangan buat konflik, membuat gaduh yang tidak perlu. Apalagi di Ruteng ini belum ditemukan kasus corona jangan membuat panik," imbuhnya.

Mgr San menegaskan, Gereja Katolik telah mengeluarkan imbauan kepada umat untuk waspada dengan penyebaran virus Corona, merujuk SOP pencegahan dan penanganan Corona yang disampaikan Dinkes setempat. 

"Kita sampaikan kepada umat tetap tenang, berwaspada, berjaga. Dengan begitu kita sama-sama melawan ancaman Corona itu. Jangan berpikir kita tidak melakulan pencegahan," tegas Mgr San.

Sementara itu, prosesi misa pentahbisan Uskup Siprianus dihadiri sekitar 8 ribu orang. Berdasarkan pantauan, kursi-kursi di dalam gereja dan tenda di luar gereja semua terisi. "Di dalam gereja kurang lebih 2 ribu, di luar gereja juga full. Kurang lebih 5 ribu lah menurut saya," ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo telah mengirim surat pada yang mulia Kardinal, agar bersedia menunda acara pelantikan Uskup Ruteng, demi alasan kemanusian.

Menurut Doni, korban akibat Covid-19 terus berjatuhan. Penyebabnya bukan dari orang yang sedang dirawat di rumah sakit, tetapi oleh orang yang sehat namun dia sudah sebagai Carrier, sebagai pembawa Covid 19 dan berpotensi menularkan kepada siapa saja yang berada di sekitarnya.

Laporan: Jo Kenaru/ Manggarai-NTT

Ilustrasi virus corona/COVID-19/masker.

Pakar UI: Orang Sudah Bosan Pakai Masker

Masker di tengah pandemi COVid-19 sudah jadi bangian kehidupan

img_title
VIVA.co.id
26 Juni 2020