Ribuan Rumah di Muragembong Masih Direndam Banjir
- VIVAnews/Dani
VIVA – Ribuan rumah kepala keluarga (KK) di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, masih direndam banjir, Kamis, 27 Februari 2020. Dari 2.770 keluarga yang tinggal, baru 59 keluarga yang mengungsi. Sisanya, masih bertahan dengan kondisi ketinggian air sepinggang orang dewasa.
"Surut air hanya 10 sentimeter dari kondisi banjir pertama. Kalau di jalan-jalan sudah selutut. Tapi kalau di rumah warga air masih sepinggang," kata Sekretaris Desa Pantai Bahagia, Ahmad Qurtubi.
Qurtubi menambahkan, dari 59 keluarga yang mengungsi terbagi di beberapa tempat. Ada yang memilih tinggal di rumah warga sebanyak 44 keluarga, dan 15 keluarga mengungsi di SDN Pantai Bahagia 01.
Menurut dia, para pengungsi didominasi oleh kalangan perempuan dan anak-anak. Sementara, lelaki lebih banyak bertahan, untuk memantau perkembangan air di rumah masing-masing dan menjaga barang berharga.
"Jadi suaminya tetap tinggal di rumah. Mungkin karena faktor keamanan jadi mereka menunggu di rumahnya. Kalau saat ini baru ada dua titik pengungsian," ujarnya.
Banjir yang terjadi di Muaragembong, kata Qurtubi, tidak hanya merendam rumah warga, tapi juga berdampak ke infrastruktur. Sehingga warga juga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Tukang beras enggak ada yang jual. Jadi kalau mau makan kita tunggu dari dapur umum atau dari desa dan donatur. Saat ini sudah ada tiga dapur umum di Desa Pantai Bahagia. Suplai makanan matang terkendala transportasi yang terputus," kata Qurtubi.
Diketahui, Tanggul Citarum yang ada di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, jebol Rabu, 26 Februari 2020. Akibatnya, akses jalan dua desa terputus karena luapan air setinggi 50 sentimeter.
Padahal, setiap hari jalan itu difungsikan untuk menghubungkan antara Desa Pantai Bakti dan Pantai Bahagia. Jebolnya tanggul itu terjadi pada pukul 02.00 WIB.