Jakpro Tegaskan Revitalisasi Kawasan TIM Tidak Dibangun Hotel

Ilustrasi Taman Ismail Marzuki (TIM).
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan revitalisasi terhadap kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat. Pengerjaannya masih terus berlangsung hingga hari ini. 

Menyelami Karya Seni dan Budaya Pop Indonesia di Vans Thursday Blast

"Masih jalan terus sekarang sudah 15 persen untuk tahapan semuanya rencana target Juni 2021 selesainya," kata Direktur Operasional Jakarta Propertindo (Jakpro), Muhammad Taufiqurrachman di Jakarta Pusat, Rabu, 19 Februari 2020. 

Menurut dia, yang sudah dibangun saat ini adalah untuk area parkir, pondasi untuk perpustakaan dan dokumentasi Sastra H.B. Jassin, kemudian Masjid Amir Hamzah. 

Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024

Ia menuturkan bahwa kawasan TIM tidak semua dibongkar, salah satunya yakni Planetarium. Menurutnya, yang dibongkar adalah bangunan yang sudah lama dan tidak layak serta beresiko terhadap keamanan.

"Karena sekarang ada 14 item yang terkait misalnya kursi tidak layak, lighting, kemudian AC, dinding bocor dan lain sebagainya banyak kotoran toilet mampet. Itu yang sangat tidak layak untuk pentas para seniman. Itu yang kita bersihkan kita bangun kembali," katanya. 

Indonesian Dance Festival (IDF) Digelar, Libatkan 50 Lebih Seniman dari Indonesia, Jepang Hingga AS

Dalam revitalisasi itu, tidak dibangun adanya hotel dalam kawasan TIM tersebut. Hal ini berdasarkan masukan para anggota saat rapat dengar pendapat. 

"DPR sudah memberi masukan supaya tidak dibangun hotel ya kita ikuti apa kata DPR," katanya. 

Pokoknya, lanjut dia, dalam pembangunan revitalisasi ini bertujuan untuk memberikan para seniman itu tempat yang layak dan ia menegaskan tidak mengkomersilkan itu untuk para seniman. 

"Sekarang kita bayangkan saat ini misalnya ada teater koma yang akan pentas dengan 100 pemain. Bayangin 100 pemain pentas 1 minggu penuh. Terus mereka mau tidur di mana selama ini?," katanya. 

"Nah makanya kita sosialisasi dengan adanya wisma seni itu yang dulunya pondok-pondok itu kita berikan semacam losmen itu wisma seni itu. Kamar kurang lebih 200 kamar yang akan menampung para seniman. Tapi itu bukan hotel loh. Kita tidak bicara lagi hotel," ujarnya menambahkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya