DKI Pasang 'Toa' Peringatan Banjir Rp4 miliar, Ini Kecanggihannya

Anak- anak di Kampung Pulo Jakarta Timur berenang saat banjir
Sumber :
  • VIVAnews / Rifki Arsilan

VIVAnews - Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI akan memasang enam alat Disaster Warning System (DWS) dengan harga masing-masing Rp4 miliar. Menurut Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD DKI M Ridwan, DWS yang di dalamnya turut terdiri dari empat megafon 'TOA', menggunakan teknologi VHF radio, atau 3G, untuk meneruskan peringatan saat ada potensi banjir.

Respons Wamen ESDM soal Data 10,6 Juta Penerima Subsidi Listrik Tak Tepat Sasaran

"DWS ini akan beroperasi jika tinggi muka air (di pintu air) telah berada pada siaga 3,” ujar Ridwan di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat 17 Januari 2020.

Ridwan menyampaikan, DWS yang bentuknya berupa tiang tinggi yang dipasangi beragam peralatan, memiliki perangkat utama seperti 'outdoor broadcasting equipment' hingga 'horn speaker' atau pengeras suara. Peralatan-peralatan akan berfungsi menyiarkan sirene hingga peringatan potensi bencana secara langsung dari Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD DKI.

Pemetaan Lokasi Rawan Banjir, Pemprov Jakarta Koordinasi dengan Daerah Penyangga

"DWS ini akan memberikan informasi berupa suara petugas BPBD, yang dapat menjangkau hingga radius 500 meter," ujar Ridwan.

Ridwan juga mengemukakan, DWS, sebenarnya merupakan perangkat yang sudah diadakan beberapa kali oleh DKI. Pengadaannya antara lain 15 perangkat pada 2014 berupa hibah dari Jepang, lalu sembilan DWS yang telah dipasang di sembilan titik juga pada 2019.

Banjir Bandang Hantam Enam Nagari di Sijunjung Sumbar

"DWS merupakan sistem peringatan dini bencana yang diberikan kepada warga di sejumlah titik," ujar Ridwan.

Berikut adalah komponen-komponen DWS, dikutip dari siaran pers Pemprov DKI:

- Outdoor Broadcasting equipment: perangkat utama, perangkat yang didesain untuk di luar ruangan, sehingga tahan hujan dan panas.
- Step Down Transformer: peralatan untuk supply daya listrik, untuk menurunkan daya listrik PLN dari 220V AC ke 100V AC.
- Horn Speaker: pengeras suara untuk menyampaikan suara dari Warning Equipment ke masyarakat sekitar potensi banjir. Berjumlah empat speaker dalam satu set.
- Storage Battery: diperlukan untuk menyimpan daya listrik bila peralatan mati karena sumber listrik dari PLN tidak ada. Diperkirakan mampu bertahan sampai 6 jam.
- Antenna: diperlukan untuk mengarahkan komunikasi ke master station (Pusdalops BPBD Provinsi DKI Jakarta), komunikasi ini diperlukan supaya Pusdalops bisa mengontrol secara remote ke warning station sewaktu-waktu sesuai kondisi/keadaan.
- Coaxial Arrester: dipakai untuk menangkal petir melalui jalur kabel coaxial dari antenna ke warning equipment.
- Pole: untuk memasang beberapa perangkat di tiang bila tidak ada tempat untuk memasang di ruangan. Pole ini sangat diperlukan bila warning station menggunakan teknologi radio VHF karena untuk penempatan antenna dan speaker, makin tinggi posisi antenna akan makin bagus untuk bisa berkomunikasi dengan master station di Pusdalops.

Sebelumnya diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta saat ini telah menambah alat peringatan dini bencana atau Disaster Warning System (DWS) sebanyak 6 unit pada 2020.

Kepala BPBD DKI Jakarta Moh. Insyaf mengemukakan, DWS itu dipasang di berbagai tempat di antaranya, di Bukit Duri, Kebon Baru, Kedaung Kali Angke, Cengkareng Barat, Rawa Terate dan Marunda.

Total anggaran pengadaan nilainya mencapai miliaran rupiah. Dana diambil dari anggaran pada tahun 2019. Untuk biaya perawatan alat itu mencapai ratusan juta. "Pemeliharaan DWS, anggaran Rp165.000.000 dan pengadaan DWS 6 set, anggaran Rp4.073.901.441," ujarnya saat dihubungi VIVAnews, Kamis, 16 Januari 2020. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya