Banjir di Tangerang, Siswa Diizinkan Tak Pakai Seragam ke Sekolah
- VIVAnews/ Sherly (Tangerang)
VIVA – Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Pendidikan memberikan dispensasi kepada setiap pelajar yang menjadi korban banjir untuk berpakaian bebas, dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM).
"Kita memang izinkan kepada setiap anak didik yang menjadi korban banjir untuk tidak pakai seragam yang semestinya dan bisa berpakaian bebas dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Masyati di Gedung Balai Kota Tangerang, Senin, 6 Januari 2020.
Sementara itu, untuk di wilayah Kota Tangerang terdapat beberapa sekolah yang terendam banjir dan terpaksa tidak melaksanakan KBM seperti biasanya.
"Ada beberapa sekolah yang terendam dan tidak bisa melakukan KBM, hal itu pun tentunya kita izinkan. Saat ini, kita tengah melakukan inventarisir barang-barang bagi sekolah yang terdampak, khususnya untuk SD dan SMP yang masih di bawah kewenangan kami," ujarnya.
Pantauan VIVAnews di SD Negeri Periuk Jaya Permai, Kecamatan Periuk, Tangerang  terpaksa menunda kegiatan belajar mengajar di hari pertama karena banjir yang merusak sejumlah fasilitas di sekolah tersebut, seperti bangku dan meja belajar serta buku-buku pelajaran. Sekolah itu memiliki 21 ruang dengan 415 murid.
Para siswa dan guru tampak secara gotong royong membersihkan sekolah pascabanjir, seperti mengepel ruang kelas ataupun membersihkan lapangan dari sampah-sampah bekas banjir. Tidak hanya itu, terdapat barang-barang yang terpaksa dibuang karena rusak usai terendam banjir, seperti buku-buku dana BOS, meja, lemari dan bangku.
Kepala SDN Periuk Jaya Permai, Een Hasanah mengatakan, hari ini pihaknya terpaksa tidak melakukan KBM karena tempat yang tidak memungkinkan. "Kini semua fokus untuk bersihkan sekolah, ada juga siswa yang masuk, tapi hanya kelas 5 dan 6 saja, itupun mereka datang untuk membantu kami membersihkan sampah," katanya.
Ia menyebutkan, kini pihaknya tengah menginvetarisir barang-barang yang rusak akibat banjir untuk dilaporkan kepada pemerintah pusat dan daerah. "Banyak yang rusak seperti, pintu yang jebol, kemudian bangku dan meja belajar yang patah, ditambah buku pinjaman BOS juga rusak, hal itu karena banjir yang merendam sekolah cukup parah dengan tinggi sekitar 2,5 meter, belum lagi arus airnya cukup deras," ujarnya.
Pihaknya juga pun belum bisa memastikan, kapan KBM akan berjalan normal karena banyak fasilitas dan buku yang rusak. "Yang penting sekarang, kita bersihkan saja dulu," ujarnya.