Korban Longsor Ditemukan Masih Hidup, Dievakuasi Pakai Sarung

Tim mengevakuasi korban longsor di Kecamatan Sukajaya, Bogor, Jabar.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Hari itu hujan masih menyelimuti Di Kampung Babakan Lebak, Desa Kiara Pandak,  Kecamatan Sukajaya, Bogor, Jawa Barat. Sebagian jalan di kampung itu tertutupi tanah. 

Jakarta Diguyur Hujan Selasa Sore, Dua Ruas Jalan di Jaksel Terendam Banjir

Di kampung itu ditemukan seorang korban longsor yang masih hidup, Gopal (30 tahun) dalam kondisi kritis. Sekujur tubuhnya memar menghitam akibat tertimpa bangunan. Ia bertahan sejak kejadian longsor melanda kampungnya pada 1 Januari 2020 lalu. Tubuhnya tak bisa bergerak, sementara di lokasi lumpur setinggi lutut orang dewasa.

Gopal  ditemukan saat anggota tim terpadu penanggulangan bencana, Aipda Rani Juhaedi bersama Iptu Dicky menyisir lokasi. Saat itu petugas berusaha mengevaluasi, namun terkendala medan yang sangat sulit. Selain lokasi harus ditempuh dengan berjalan kaki, tidak ada peralatan medis yang memadai. 

Atasi Penurunan Tanah di DKI Jakarta, Kementerian PU Terapkan Environmental Remediation

"Kami temukan seorang laki-laki sempat kejang dan ada luka infeksi di kaki yang sudah menghitam waktu menyelamatkan diri saat longsor, kami bersama TNI dan warga setempat membantu proses evakuasi. Kami bawa korban ke Posko di Desa Harkat Jaya, kami tidak membawa perlengkapan medis akhirnya kami terpaksa mengunakan bambu dan sarung yang tersisa di rumah korban," ujar Iptu Dicky.

Lokasi ditemukan korban berjarak tujuh kilometer menuju pengungsian terdekat.  Tim dan warga mengevakuasi melewati ranjau lumpur di tepian tebing curam. "Kondisi kronis dan luka yang cukup serius sehingga langsung dilarikan ke RSUD Leuwiliang untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut," kata Dicky, Minggu, 5 Januari 2019.

Hujan Lebat? Ini 7 Tips Ampuh agar Berkendara Tetap Aman dan Nyaman

Desa Kiara Pandak merupakan satu dari sepuluh desa yang terdampak bencana longsor di Kecamatan Sukajaya. Menurut data tim Bencana, sebanyak 255 rumah rusak berat dan sebanyak 600 warga mengungsi ke kantor Desa, Sekolah Dasar (SD), SMA dan di Pondok Pesantren. Kondisi medan terjal dan akses yang sulit ditembus dengan kendaraan bermotor di Desa Kiara Pandak, menyulitkan proses evakuasi para korban terdampak. 


Di lokasi bencana, Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin mengatakan, lokasi longsor belum seluruhnya terdeteksi. Medan jalan yang berat menyulitkan petugas. 

"Ini masih belum terdeteksi semua karena medannya cukup berat kan kerasa ya naik ke atas medan yang cukup berat. Sehingga agak menyulitkan untuk pengidentifikasian apakah ini berbahaya atau tidak tetapi rata-rata korban sudah kita ungsikan ke rumah penduduk, musala," katanya di lokasi longsor. 

Ade mengatakan, langkah penanganan longsor terus dilakukan termasuk menerjunkan alat berat untuk membuka akses jalan. "Minimal dibuka dulu semua akses agar kita bisa menyalurkan bahan makanan, obat-obatan dan kalau ada yang sakit bisa langsung dievakuasi," kata Ade.

Atas kejadian bencana yang menewaskan banyak korban ini, bupati menetapkan Bogor berstatus darurat bencana. Dengan demikian, kata Ade, Pemkab Bogor dapat mendistribusikan bantuan baik dari provinsi maupun bantuan BTP. 

"Karena ini butuh penanganan disamping kita kekurangan pangan untuk masyarakat, kita butuh kebutuhan lain seperti pengoperasionalan beko dan lain sebagainya, ini butuh penanganan cepat. BTP sudah diajukan saya sudah nyatakan darurat dalam waktu dekat sudah cair, sementara ini yang kita butuh kan untuk makanan dulu yang penting sama alat-alat untuk menangani," katanya.

zterkait anggaran penanganan awal bencana, Ade mengatakan, pihaknya telah minta ke BPKAD Rp2,8 miliar. Termasuk pendataan kebutuhan bencana. 

"Kebutuhannya apa baru kita ajukan lagi. Jadi saya juga enggak mau tiba-tiba besar tetapi ternyata salah sasaran jadi ini harus hati-hati karena dana APBD. Sementara dari provinsi Rp1,5 miliar secara simbolis tapi belum pencairan. Ini juga dari Kementerian, terus kita juga harus samakan persepsi penanganannya seperti apa jadi untuk penanganan ini saya tidak sendiri," kata Ade.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya