Logo BBC

Cerita Pengendara Mobil Tak Nyaman Gunakan Tol Layang Jakarta-Cikampek

Sejumlah kendaraan melintasi Tol Layang (Elevated) Jakarta-Cikampek II di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (15/12/2019). - Fakhri Hermansyah/Antara
Sejumlah kendaraan melintasi Tol Layang (Elevated) Jakarta-Cikampek II di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (15/12/2019). - Fakhri Hermansyah/Antara
Sumber :
  • bbc

Para pengguna jalan tol pun diimbau untuk melaju dengan kecepatan 60 sampai 80 kilometer per jam.

Tol ini dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk bersama PT Acset Indonusa Tbk lewat Kerja Sama Operasi (KSO) dengan nilai kontrak Rp13,5 triliun.

Jarak sambungan terlalu lebar

Bagaimanapun, menurut pakar manajemen konstruksi dari Universitas Pelita Harapan, Manlian Ronald Simanjuntak, jarak sambungan jalan di tol layang Japek II terlalu lebar sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna jalan.

"Antar bentang jalan itu kok begitu jauh, expansion joint. Itu saya pikir itu menjadi kegagalan. Kegagalan sistem struktur adalah antara expansion joint itu terlalu besar sehingga terjadi ketidaknyamanan ketika pengendara lewat," kata Manlian saat dihubungi BBC Indonesia.

Dalam sistem konstruksi jalan layang, dibutuhkan jarak antar satu bentangan jalan dengan jalan lainnya. Tujuannya adalah jika ada beban horizontal seperti gempa, maka jalan akan lentur dan tidak roboh. Namun, menurut Manlian, jarak tersebut tidak boleh terlalu lebar.

"(Tol layang lainnya) seperti Priok paling hanya beberapa sentimeter. Nah ini kan begitu besar sehingga harus penambahan karet yang begitu besar, level terhadap aspal yang juga begitu maksimal. Kemudian perawatannya, semakin besar celahnya akan semakin besar upaya perawatan," katanya.