Diberlakukan Tarif Komersial, LRT Jakarta Sepi Penumpang
- VIVAnews/ Fajar Ginanjar Mukti
VIVA – Moda transportasi Light Rail Transit atau LRT Jakarta masih sepi disinggahi para penumpang yang menggunakan kendaraan publik tersebut.
LRT Jakarta mencatat, selama 17 hari beroperasi secara komersial, jumlah penumpang moda transportasi itu mencapai 74.187 orang.
"Jadi untuk di minggu pertama angka yang sudah tercapai itu 31.433 untuk jumlah penumpang," kata Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT LRT Jakarta, Arnorld Kindangen saat acara di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 20 Desember 2019.
Memang adanya peningkatan jumlah penumpang LRT pada di akhir pekan dibandingkan di hari biasa. Tapi, memang dua pekan selanjutnya mengalami penurunan jumlah penumpang.
"Untuk minggu kedua 29.673 penumpang, dan minggu ketiga 13.081 baru sampai tanggal 17 Desember," ujarnya.
Tentunya, ada beberapa faktor yang membuat masyarakat kurang meminati menaiki transportasi itu. Salah satunya terkait pemberlakuan tarif tiket kereta secara komersial sebesar Rp5.000. Sebelumnya, memang LRT Jakarta menggratiskan tarif tiket bagi penumpang.
Dampak dari itu, para penumpang lebih memilih menaiki kendaraan ojek online karena lebih simpel dan tidak jalan kaki.
"Karena dampak kenaikan tarif operasional bandingkan gratis. Masyarakat kita lebih milih pakai ojol dan tidak mau jalan jauh," kata Arnorld.
Padahal, lanjut dia, masyarakat yang mengenakan kendaraan umum itu kan menyehatkan badan dan membakar kalori, dan sehat bagi badan. Serta, dapat membantu pemerintah untuk menjaga lingkungan transportasi ramah lingkungan. Secara tidak langsung juga berkontribusi mengurangi kemacetan.
Menurutnya, memang empat stasiun LRT Jakarta sepi dari penumpang karena area tersebut jauh dari pada perumahan.
"Karena di daerah tersebut kebanyakan kan pertokoan dan ada juga sebagian ruko-ruko. Dan kebanyakan kalau di ruko-ruko itu kebanyakan berkendaraan motor, di roda dua," katanya.
Untuk menyedot para penumpang, pihak LRT Jakarta akan berkolaborasi dengan pemerintah setempat, baik dari Wali Kota Jakarta Timur, Wali Kota Jakarta Utara untuk sama-sama dengan swasta yang ada di sekitar untuk bertransportasi publik.
"Contoh aktivitas yang akan kita lakukan, dan besok kita jalankan itu ya seperti buat talkshow untuk para pelanggan kita," ujarnya.