E-Drives Diluncurkan, Uji dan Dapat SIM Kini Cepat Sekali

Ilustrasi e-Drives
Sumber :
  • VIVAnews/Eduward Ambarita

VIVA – Kepolisian Daerah Metro Jaya resmi menggunakan sistem praktik secara otomatis eletronic driving test system atau yang biasa disebut e-Drives.

Pengendara Motor Vespa Ini Wajib Punya SIM C1

Sistem tersebut ditujukan bagi para pengemudi yang akan mendapatkan surat izin mengemudi secara otomatis dan bersamaan.

Menurut Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Yusuf, melalui sistem e-Drives, maka penilaian ujian praktik SIM yang selama ini dilakukan secara konvensional berubah menjadi sistem elektronik. Dengan demikian, proses penilaian akan lebih transparan dan akuntabel.

6 Barang yang Wajib Dibawa saat Membuat SIM, Terbaru BPJS Kesehatan!

"Dengan sistem ini, diharapkan pemohon SIM akan benar-benar mendapatkan pelayanan yang cepat, tepat, profesional, modern, dan terpercaya," kata Yusuf kepada wartawan di Jakarta, Minggu 1 Desember 2019.

Kata Yusuf, para pengemudi yang ingin memiliki SIM A dan C pun dapat otomatis dilaksanakan dalam waktu bersamaan.

Bikin SIM Mending Sekarang, Bulan Depan Aturannya Berubah

Meski punya penilaian berbeda, peserta uji SIM C tetap melalui metode yang sama, yakni uji pengereman atau keseimbangan, uji zig zag atau salon, uji angka delapan, uji reaksi rem menghindar, dan uji berbalik arah membentuk huruf U atau U turn.

"Sedangkan uji praktik 1 SIM A, meliputi maju dan mundur pada jalur sempit, zig zag maju mundur, parkir seri dan pararel, serta berhenti di tanjakan dan turunan. Untuk SIM A dan C punya klasifikasi dan penilai yang berbeda," kata dia.

Dalam keterangan yang disampaikan Dirlantas Polda Metro Jaya, teknologi e-Drives terbagi dalam empat bagian.

Yang pertama, adalah RFID atau radio frequency identification. Alat tersebut diletakkan pada kendaraan roda dua yang memungkinkan sistem identifikasi nirkabel pengambilan data tanpa harus bersentuhan. Ketika peserta melewati RFID radar, maka secara otomatis data peserta akan tampil pada aplikasi ujian praktik SIM di ruang monitoring.

Kedua, passive infrared, cahaya infra merah pada garis awal (start) di garis akhir (finish), gunanya untuk mengetahui saat peserta mulai dan selesai pada masing-masing tahapan.

Ketiga, vibration censor merupakan sensor yang dapat mengetahui suatu getaran pada suatu benda. Sensor ini diletakkan dalam patok yang terpasang di samping lintasan, jika kendaraan bermotor (ranmor) menyenggol atau menabrak patok, vibration censor akan aktif dan mengirimkan sinyal ke aplikasi uji praktik SIM pada komputer server di ruang monitoring, sehingga penguji dapat mengetahui posisi dan jumlah patok yang tersengol atau tertabrak.

Terakhir, ultrasonikm yakni pancaran gelombang suara dengan frekuensi tinggi 20 kilohertz. Sensor ini diletakkan pada tahapan tanjakan dan turunan uji praktik SIM A. Ketika mobil berhenti pada posisi menanjak atau turunan sensor ultrasonik ini akan mengetahui posisi terakhir mobil. Jika terjadi reaksi mundur atau maju sebelum melanjutkan tanjakan atau turunan, sensor ultrasonik akan mengirimkan sinyal ke komputer server di ruang monitoring. Dari dalam ruang monitoring penguji dapat melakukan pemantauan dari layar CCTV dan memberikan peringatan, aba-aba atau perintah dengan pengeras suara. 

Uji praktik juga dapat dilakukan dengan beberapa peserta uji sekaligus secara simultan. Hasil pengujian dapat dilihat oleh penguji di lapangan yang terintegrasi melalui tablet san layar monitor untuk menunjukkan kepeserta ujian.

Yusuf menegaskan, data hasil akhir ujian dapat diolah dapat menjadi data statistik untuk dijadikan laporan yang valid bagi pimpinan. "Dengan e-Drives, penilaian yang dilakukan oleh sistem menjadi lebih akurat dan transparan, serta lebih memberikan kepastian hukum," kata dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya