Ratusan Babi yang Dibuang di Sungai Bedera Terjangkit Virus Mematikan
- Putra Nasution/VIVAnews.
VIVA – Ratusan bangkai babi terapung di Sungai Bedera, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara. Mereka diduga mati karena terserang virus Hog Cholera atau Kolera Babi.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, M Azhar Harahap, kepada wartawan di Medan, Selasa, 5 November 2019. Ia mengungkapkan, virus Hog Cholera beberapa hari ini menyerang peternakan babi yang ada di Sumut, termasuk di Kota Medan.
"Kami sudah buat surat yang ditembuskan ke seluruh kabupaten/kota di Sumut. Kita juga sudah ambil beberapa sampel dari beberapa peternakan babi di kabupaten/kota," ujar Azhar.
Azhar juga menyayangkan perilaku oknum yang tidak bertanggung jawab dengan membuang bangkai babi di Sungai Bedera. Sebab, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut sudah mengimbau bila ada hewan ternaknya mati untuk dikubur, bukan dibuang sembarangan.
“Itu karena malas peternaknya menanam bangkai babinya. Sehingga membuangnya dan menimbulkan penyebaran virus lebih cepat. Jadi kita sudah imbau supaya jangan dibuang ke sungai," kata Azhar.
Dalam catatan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, wabah virus ini banyak menyerang peternakan babi di Kabupaten Dairi. Kemudian di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Azhar mengungkapkan, meski tidak menular ke manusia, pihaknya melarang masyarakat untuk konsumsi babi yang mati mendadak tersebut. Kemudian, bantuan 10 ribu vaksin kepada peternak di Sumut juga sudah diberikan.
“Itu yang divaksin babi yang masih sehat. Kalau yang sudah sakit makin cepat matinya. Untuk Hog Cholera itu tidak bisa diobati. Karena itu dari virus. Peternak harus menjaga kebersihan kandang, memberikan vitamin kepada ternak,” kata Azhar.
Ia menambahkan, membuang bangkai babi sembarangan seperti di Sungai Bedera tidak dibenarkan. Selain semakin mempercepat penyebaran virus, juga akan berdampak dengan lingkungan dan kesehatan. (ase)