Polisi Bekuk Pria Diduga Biayai Upaya Penggagalan Pelantikan Presiden

Bom rakitan yang akan diledakan dalam aksi unjuk rasa di Jakarta.
Sumber :
  • Foe Peace

VIVA – Polisi tak hanya mencokok wanita berinisial SR alias Ayu terkait kelompok yang berupaya menggagalkan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Gedung DPR RI, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2019, tapi juga pria berinisial AY.

Kronologi Polisi Tembak Pelajar hingga Tewas di Semarang

Sama dengan SR, AY diketahui juga diduga memiliki peran sebagai penyandang dana. Abu juga ada dalam Whatsapp Grup SH dan kawan-kawan. Nama politisi PAN, Eggi Sudjana, juga ada dalam grup WA itu, namun akhirnya tak terbukti terlibat.

"Perannya juga sama. Ikut serta dalam grup WA. Setelah bergabung, ia juga memberikan bantuan uang," kata Kasubbit Penmas Bidang Humas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi I Gede Nyeneng saat dikonfirmasi wartawan, Jumat, 25 Oktober 2019.

DPR Singgung 'Partai Cokelat' saat Rapat Bareng Menhan-Panglima TNI

Meski demikian, polisi belum mengetahui berapa jumlah dana keseluruhan yang terkumpul. Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 169 ayat 1 KUHP dan atau Pasal 187 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 Undang-Undang Darurat dengan ancaman hukuman lima sampai dua puluh tahun penjara.

"Masih dalam pengembangan. Jadi belum bisa disampaikan seluruh totalnya berapa," katanya.

Presiden Prabowo Subianto Bakal Nyoblos Pilkada di Bojongkoneng

Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya meringkus enam orang terkait upaya penggagalan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Gedung DPR RI, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2019.

Mereka antara lain berinisial SH, E, FAB, RH, HRS, dan PSM. Para tersangka tergabung dalam satu WhatsApp Group (WAG) berinisial F. Grup itu berisi pembahasan soal rencana penggagalan pelantikan.

Tersangka SH masih mempunyai hubungan dengan dosen nonaktif IPB, Abdul Basith. Sebab, keduanya berkomunikasi untuk rencana penggagalan pelantikan memakai ketapel dan bola karet. Bola karet itu digunakan untuk menyerang aparat keamanan yang berjaga di Gedung DPR RI.

Bola karet itu ternyata dapat meledak karena dirancang seperti mercon banting yang dapat meledak jika dilemparkan dan berbenturan dengan benda lain. Kemudian ada perantara mudah terbakar agar cepat menyambar.

Misalnya, perantara bensin. Polisi menemukan sejumlah barang bukti, di antaranya gotri, plastik ekslusif yang bisa meledak, ketapel, dan kelereng.

Bentrokan Demonstrasi survey masjid di India.

Demo Tolak Survei Masjid di Sambhal India Berujung Bentrok dengan Polisi, 5 Orang Tewas

Bentrokan antara polisi dan warga pecah di distrik Sambhal, negara bagian Uttar Pradesh, India pada Senin, 25 November 2024 waktu setempat.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024