Survei Median: Mayoritas Warga Bekasi Ingin Gabung dengan Jakarta
- VIVAnews/ Dani (Bekasi)
VIVA – Sebagian besar Warga Kota Bekasi ingin jadi bagian dari wilayah DKI Jakarta. Hal ini diketahui berdasar hasil survei Media Survei Nasional atau Median.
Direktur eksekutif Median, Rico Marbun menyebut sebagian besar warga Kota Bekasi menjawab setuju saat ditanya, apakah setuju atau tidak terhadap rencana bergabungnya Kota Bekasi jadi bagian dari wilayah DKI Jakarta.
Berdasar survei, sebagian besar warga Kota Bekasi sudah tahu perihal wacana dan isu penggabungan kota mereka ke dalam wilayah DKI Jakarta. Sebanyak 71,2 persen warga Kota Bekasi mengetahuinya. Sedangkan hanya sebesar 28,8 persen warga yang tidak mengetahui isu tersebut.
“Dari hasil survey ditemukan bahwa sebanyak 60,6 persen warga Kota Bekasi setuju jika Kota Bekasi bergabung dengan DKI Jakarta. Hanya sebesar 11,4 persen warga saja yang tidak setuju. Sedangkan 26,0 persen warga menjawab tidak tahu,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, Rabu 16 Oktober 2019.
Dari 60,6 persen warga Kota Bekasi yang setuju terhadap wacana penggabungan dengan DKI Jakarta, ada beberapa alasan besar melatarbelakangi warga Kota Bekasi menyetujui wacana ini. Survei ini dilakukan pada 21 September sampai 5 Oktober 2019.
Survei bertema 'Persepsi Penduduk Kota Bekasi dan DKI Jakarta Atas Rencana Penggabungan Kota Bekasi dan DKI Jakarta'. Responden yang dipilih sebanyak 500 orang warga Kota Bekasi dan 500 orang DKI Jakarta, melalui metode multistage random sampling, dengan margin of error sebesar +/-4,3 persen, pada tingkat kepercayaan 95 pesen. Dan quality control dilakukan terhadap 20 persen sampel yang ada.
“Lima alasan terbesar dari warga Kota Bekasi bergabung dengan DKI Jakarta berdasarkan survei, sebanyak 14,4 persen menganggap lebih dekat dengan wilayah DKI Jakarta daripada Bandung; 7,8 persen menanggap akan lebih maju dan berkembang; 7,8 persen setuju dengan usulan pemkot Bekasi berganung dengan DKI Jakarta; 5,8 persen menanggap lebih strategis dengan DKI Jakarta; 5,8 persen ingin mengatasi pengangguran,” kata dia lagi.