Munarman Dikonfrontir dengan Tersangka Penganiayaan Ninoy
- VIVAnews/Foe Peace
VIVA – Salah satu pengacara Sekretaris Umum Front Pembela Islam, Munarman, Aziz Yanuar menyebut kliennya dicecar 18 pertanyaan oleh penyidik saat diperiksa sebagai saksi kasus dugaan penculikan dan penganiayaan terhadap pegiat media sosial Ninoy Karundeng.
"Tadi ada 18 pertanyaan seputar WA (WhatsApp) dari dan ke Bang Munarman dan ke salah satu yang ditahan Pak Supriadi (sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Falaah, Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat) seputar itu saja. Dan itu isi WA dua hari setelah kejadian tanggal 30 yang terkait dengan Ninoy, agak jauh sebenarnya substansinya," ujar dia di Markas Polda Metro Jaya, Rabu 9 Oktober 2019.
Dia menjelaskan, pemeriksaan terhadap Munarman sebenarnya sudah kelar sejak Magrib. Berita Acara Pemeriksaan sudah ditandatangani. Tapi Munarman belum kunjung keluar karena penyidik mengkonfrontirnya dengan Supriadi.
"Kalau alasan teknisnya bahwa keterangan dari Pak Munarman mau dikonfrontir dari Pak Supriadi yang saat ini tahanan titipan di Krimum (Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya). Tapi, ada alasan lain yang kita nggak tahu juga," ujar dia.
Dia menjelaskan kalau Munarman tidak pernah minta Supriadi menghapus rekaman kamera Closed Circuit Television di masjid yang merekam kejadian dugaan penganiayaan. Yang ada malah Supriadi menelepon Munarman untuk minta saran.
Sebab, ada orang yang mengaku dari Polda Metro Jaya datang menemuinya. Atas hal itu lah Supriadi menghubungi Munarman karena kliennya, menurut Supriadi, orang yang dipercayanya mengerti hukum.
"Lalu poin kedua terkait bahwa di dalam masjid itu ada CCTV, nah itu tolong diamankan kalau nanti hal-hal yang mungkin diperlukan itu aja. Bukan (minta dihapus), justru yang mau tahu faktanya digunakan oleh pihak kepolisian," katanya.
Sebelumnya, sebuah video menampilkan pegiat media sosial dan pendukung Presiden Joko Widodo yakni Ninoy Karundeng, dengan wajah lebam tersebar luas. Dalam video itu, Ninoy diduga sedang diinterogasi oleh sejumlah pria dalam sebuah ruangan.
Sementara itu, pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Falaah, Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, membantah bahwa Ninoy telah disekap dan dianiaya dalam salah satu ruangan bawah masjid.
Pengurus DKM Al Falaah, Iskandar, mengaku memang mengetahui bahwa Ninoy dianiaya oleh banyak orang di depan pagar masjid. Namun, dia menegaskan, saat terjadi penganiayaan tersebut, pengurus DKM langsung memasukkan Ninoy ke ruang bawah masjid untuk diamankan dan diurus oleh paramedis.