Bayi di Depok ini Juga Diduga Korban Mal Praktik Puskesmas

Bayi usia tiga bulan asal Beji, Depok, Jawa Barat, mengalami mal praktik.
Sumber :
  • VIVAnews/ Zahrul Darmawan.

VIVAnews - Selain dugaan pemberian obat kadaluwarsa, bayi usia tiga bulan asal Beji, Depok, Jawa Barat, yang sempat diberitakan awak media ternyata juga disinyalir menjadi korban mal praktik puskesmas.

Rahasia Sembuhkan Flu Cepat dengan Sup Ayam di Rumah? Dijamin Manjur!

Data yang dihimpun VIVAnews melaporkan, kasus dugaan pemberian obat kadaluwarsa yang dialami bayi Maudy sempat viral di media sosial. Beruntung, bayi mungil perempuan itu belum sempat mengkonsumsinya lantaran keburu diketahui oleh orang tua sang bayi.

“Cucu saya kan demam, di kasih obat paracetamol. Nah, pas mau dikasih ke botol yang kedua ternyata sudah kadaluwarsa. Untung belum sempat dikasih,” kata Ida, nenek bayi tersebut pada Rabu 25 September 2019.

Skotlandia Siap Blokir Aplikasi WhatsApp untuk Pegawai Pemerintahnya

Setelah kasus itu viral, puskesmas pun langsung mendatangi rumah Ida dan menyita obat kadaluwarsa tersebut untuk dimusnahkan. Pada obat kadaluwarsa itu tertera tanggal obat di produksi pada 6-2017 dan kadaluwarsa 6-2019.

Selain obat jenis sirup, ternyata puskesmas juga diduga salah memberikan obat salep untuk bayi tersebut. Kondisi itu terlihat setelah Ida sempat menggunakannya untuk bayi Maudy dan hasilnya, kulit cucu semata wayangnya itu menimbulkan gejala bengkak dan kemerahan.

Sumbangsih Finansial dan Program Pro Rakyat Kukuhkan BRI Sebagai BUMN Terbesar

Setelah ditelusuri, rupanya salep jenis Betamethasone Valerate itu seharusnya digunakan untuk anak 12 tahun ke atas. Hal itu diketahui Ida setelah berkonsultasi ke dokter spesialis.

“Jadi pas cucu saya kulitnya pada melenting, dikasih salep oleh pihak puskesmas. Tapi nggak sembuh, akhirnya dibawa ke spesialis kulit, katanya itu salep buat orang dewasa. Alhamdulillah setelah di kasih salep dari dokter spesialis, sekarang kulitnya sudah mendingan.”

Terkait dengan kasus itu, Ida berharap pada pemerintah, khususnya Dinas Kesehatan bisa lebih berhati-hati dan lebih memperhatikan segi pelayanan karena ini menyangkut keselamatan pasien.

“Kalau aku sih berharap pemerintah jangan teledor, itu masalah jiwa takutnya kenapa-kenapa. Apalagi ini cucu pertama kami,” ujarnya.

Sementara itu, Puskesmas Beji Timur belum bisa dimintai keterangan atas kasus ini. “Maaf kepala puskesmas dan yang lainnya lagi rapat di luar, enggak ada di sini,” kata Mulyadi, salah seorang petugas keamanan yang ditemui di puskesmas tersebut.

Untuk diketahui, kasus obat kadaluwarsa belum lama ini juga ditemukan di kawasan perumahan Villa Pertiwi, Cilodong, Depok. Korbannya adalah seorang wanita yang didiagnosa mengalami sakit paru-paru. Sang pasien, mendapat obat kadaluwarsa itu dari puskesmas terdekat.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (istimewa dok PP Muhammadiyah)

Muhammadiyah: Wacana Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD Mesti Dikaji Multiaspek

Ketua Umum Muhammadiyah menyebut wacana terkait pemilihan kepala daerah dilakukan oleh DPRD perlu dikaji dari berbagai aspek oleh pemerintah dan legislatif.

img_title
VIVA.co.id
18 Desember 2024