Misteri Lorong Rahasia Gereja Menuju Kamar Bung Karno di Istana Bogor
- VIVAnews/Muhammad AR
VIVA – Istana Bogor tak terlepas dari bangunan di sekitarnnya. Bangunan yang mulai dibangun pemerintah kolonial Belanda di era Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff pada Agustus tahun 1744 ini ternyata masih menyimpan misteri.
Lingkungan Istana Bogor berdiri di area perkampungan, yang menurut sejarah lisan di masyarakat adalah tanah berdirinya di atas Kerajaan Padjajaran.
Di awal pembangunannya, Istana Buitenzorg ini diperuntukan untuk tempat istirahat Sang Gubernur Jenderal. Dengan arsitektur awal meniru Blenheim Palace, kediaman Duke Malborough, dekat kota Oxford di Inggris,
Bangunan ini setiap abad masa kepemimpinan yang berganti-ganti, mengalami banyak pemugaran pada masa-masa Gubernur Jenderal Belanda maupun Inggris (Herman Willem Daendels dan Gubernur Jenderal Inggris Sir Stamford Raffles).
Berbicara Istana Bogor, tentu ada satu bangunan cagar budaya lain yakni Gereja GPIB Zebaoth Bogor. Deny Boy Sahulete, Sekretaris Umum GPIB Zebaoth Bogor, menceritakan, pada zaman kolonial pemerintahan Hindia-Belanda tempat ibadah umat Protestan ini gereja ini dikenal nama Koningin Wilhelmina Kerk.
Akibat nama yang sulit akhirnya terakulturasilah oleh dialek lokal, hingga warga menyebutnya dengan nama gereja ayam. Di mana di puncak atap bangunan tertancap simbol ayam khas gereja Eropa.
"Ayam karena di ujung atas gereja ada simbol ayam. Pada masa itu warga sulit mengucap (nama berbahasa) Belanda," kata Deny kepada VIVAnews.com, Jumat 20 September 2019
Pembangunan gereja ayam ini dibangun pada 1920 masa kepemimpinan Gubernur Hindia Belanda Mr. J.P Graaf Van Limburg Stirum. Bangunan ini mulai difungsikan peribadatan warga asing di Bogor. Sementara peribadatan jemaat pribumi berlangsung di gedung bersebelahan dengan Zebaoth, yang pada masa sekarang ini difungsikan menjadi kantor pos.
"Gereja Koningin Wilhelmina Kerk ini, hanya dipakai oleh warga asing dari Inggris, Prancis, Jerman dan lain-lain termasuk Belanda untuk beribadah. Untuk warga pribumi, ibadahnya di kantor Pos dan Giro sekarang," kata Deny.
Era kemerdekaan
Era kemerdekaan usai melalui proklamasi 1945, lanjut Deny, pemerintah Belanda menyerahkan gedung ini ke pemerintah Republik Indonesia yang saat itu baru dipimpin, presiden Soekarno. Masa kebijakan Soekarno anti kolonialisme, dengan membabat habis bangunan Belanda di Bogor, namun gereja ini tetap dipertahankan.
Soekarno telah lebih dulu menyerahkan bangunan ini ke Sinode. Dalam perjalanannya, Zebaoth menjadi tempat ibadah jemaat berasal dari berbagai suku baik di kawasan Timur maupun Barat Indonesia.
"Memasuki tahun 1948, gereja ini bernama GPIB (gereja protestan Indonesia bagian barat). Tahun 1963, gereja ini resmi disebut GPIB Zebaoth. Kini GPIB Zebaoth sudah memiliki jemaat 1.500 KK atau sekitar 6.000 jiwa," tutur Deny menjelaskan.
Pada masa Orde Baru tahun 1985 menteri Radius Prawiro, bangunan ini mengalami pemugaran bagian lantai menjadi keramik.
"Ide Pak Radius waktu itu, semata-mata untuk tekan biaya perawatan. Karena harus diakui, rehab gedung sebesar ini apalagi gedung peninggalan, biayanya pasti besar," kata Deny Boy.
Zebaoth susah mencapai usianya satu abad. Ketua Pengurus Harian Majelis Jemaat 2, Hendrik Marunaya mengungkapkan, terdapat lorong rahasia di bawah tanah yang menghubungkan bangunan gereja Zebaoth menuju Istana Bogor.
Jalan ini menghubungkan sebuah kamar hingga berujung pada Gereja. Setelah ditelusuri peta, kamar tersebut adalah kamar utama yang pernah ditempati Sang Proklamator. Sedangkan, lorong rahasia yang di dalam gereja menuju Istana berada di mimbar utama.
"Di tempat mimbar utama Pendeta berkhotbah. Peta menunjukkan, ada lorong rahasia dari dalam gereja menuju ke dalam istana," kata Marunaya.
HUT ke-100
Di usianya 100 tahun ini, pihak gereja mempersiapkan upacara hari ulang tahun (HUT). Ketua Umum panitia HUT Satu Abad Zebaoth, Daud D Darenoh memaparkan agenda kegiatan satu abad akan mengundang Presiden Joko Widodo, Kedutaan besar Belanda di Indonesia, dan keturunan warga Belanda yang pernah menjadi warga jemaat di gereja ini serta sejumlah pejabat.
"Kami dari panitia ingin acara satu abad ini sukses. Maka itu, kami panitia butuh perhatian dan kerja sama. Gereja ini sangat bersejarah, bukan hanya untuk umat Kristen tapi bagi masyarakat Bogor. Ini bangunan peninggalan Belanda yang sudah masuk dalam cagar budaya," kata Daud.
Dalam penjelasan lorong tersebut juga dijelaskan saat Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto melakukan pertemuan dengan panitia HUT Satu Abad GPIB Zebaoth. Bima mengaku mengetahui adanya lorong rahasia tersebut. Bima pun kemudian diajak untuk melihat dan berkeliling langsung di lokasi.
Menurut Bima, gereja bisa menjadi tempat wisata bagi masyarakat banyak. "Untuk agenda dan susunan acara satu abad, saya ikut konsep gereja. Intinya Pemkot siap bantu panitia gereja," kata Bima Arya.
Bima berharap gereja bisa membantu Pemkot Bogor dalam hal kebersihan sungai Ciliwung dan lingkungan hidup. Termasuk menyukseskan program bebas plastik yang dicanangkan Pemkot Bogor.
"Ke depan, program Pemkot, mohon gereja bantu. Begitu juga program gereja, bisa disinergikan dengan program Pemkot," katanya. (ren)