Jembatan dan Trotoar di Jakarta Dipercantik
- VIVAnews / Adinda Purnama Rachmani
VIVA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, melakukan percepatan pembangunan fasilitas pejalan kaki di 31 ruas jalan protokol, arteri, dan penghubung, serta peningkatan Jembatan Penyebrangan Orang atau JPO di 15 lokasi.
Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta, Hari Nugroho mengatakan, percepatan dilakukan untuk mendorong peralihan moda menuju transportasi publik dan meningkatkan kenyamanan masyarakat saat berjalan kaki.
Dengan dilakukan percepatan pembangunan ini, diharapkan dapat memberi kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses transportasi umum.
"Jika masyarakat nyaman berjalan kaki, maka akan semakin mendorong untuk beralih ke transportasi umum, sehingga dapat mengurangi polusi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor," ucap Hari di Kawasan Melawai, Blok M, Jakarta Selatan, Selasa 27 Agustus 2019.
Pembangunan fasilitas pejalan kaki berupa trotoar di seluruh lokasi tersebut, mengikuti ketentuan standar dengan ruang bebas minimal 1.5 meter dan desain yang bervariasi mengikuti karakteristik wilayah atau kawasan.
Nantinya, trotoar juga dilengkapi dengan fasilitas bagi penyandang disabilitas berupa ubin pemandu dan jalur atau ramp landai. Pada trotoar yang memiliki ruang tanam akan dilengkapi dengan tumbuhan yang berdaya serap karbon tinggi, guna meminimalisasi polusi di wilayah sekitar, sekaligus sebagai penunjang estetika kota.
"Dinas Bina Marga juga telah menyiapkan papan informasi proyek yang memuat rancangan pembangunan trotoar dan bangunan pelengkapnya. Dengan adanya papan informasi ini, diharapkan masyarakat mengetahui rencana dan jangka waktu pembangunan, serta kontraktor pelaksana proyek sebagai bentuk pengawasan," ucapnya.
Pembangunan fasilitas pejalan kaki dan JPO ini dilakukan di ruas-ruas jalan yang terhubung dengan transportasi umum massal seperti MRT, BRT, LRT, dan KCI, untuk memudahkan akses pejalan kaki dari dan menuju stasiun atau halte, serta mewujudkan mobilitas kawasan yang terintegrasi. Dia juga meminta
Berikut ini, delapan lokasi pembangunan fasilitas pejalan kaki yang dilaksanakan di sekitar wilayah stasiun MRT adalah;
- Lebak Bulus Raya, terintegrasi dengan Stasiun MRT Lebak Bulus.
- Jl. R.A. Kartini, terintegrasi dengan Stasiun MRT Fatmawati.
- Jl. Fatmawati Raya, terintegrasi dengan Stasiun MRT Fatmawati, Stasiun MRT Cipete, Stasiun MRT Haji Nawi dan Stasiun MRT Blok A.
- Jl. Cipete Raya, terintegrasi dengan Stasiun MRT Cipete.
- Jl. Panglima Polim Raya, terintegrasi dengan Stasiun MRT Blok A dan Stasiun MRT Blok M.
- Jl. Sisingamangaraja, terintegrasi dengan Stasiun MRT ASEAN.
- Jl. Sudirman, terintegrasi dengan Stasiun MRT Bendungan Hilir dan Stasiun MRT Setiabudi.
- Jl. K.H. Mas Mansyur, terintegrasi dengan Stasiun MRT Bendungan Hilir.
Untuk fasilitas pejalan kaki yang terbangun, 15 lokasi yang dilaksanakan pembangunan JPO sebagai berikut:
- JPO Sugiyono (Masjid Al Abidin)
- JPO Warung Jati Barat (Masjid Assalafiyah)
- JPO Kyai Caringin (RS Tarakan)
- JPO Fatmawati (RS Fatmawati)
- JPO Raya Pasar Minggu (FO Tanjung Barat)
- JPO Lenteng Agung (FO Lenteng Agung - IISIP)
- JPO Suryopranoto (Petojo Busway)
- JPO Pos (Pasar Baru Busway)
- JPO Tubagus Angke (RPTRA Kalijodo)
- JPO Bintaro Permai (FO Bintaro Permai)
- JPO Raya Bekasi (Taman Modern)
- JPO KH Mas Mansyur (Muhammadiyah)
- JPO Tubagus Angke (Perdana Kusuma)
- JPO Saharjo (Menteng Pulo)
- JPO Jembatan Dua Raya (Arwana IV). (asp)