Jakarta Ganti Patung Bambu dengan Instalasi Tumpukan Batu Rp150 Juta
- ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
VIVA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beberapa waktu silam telah menyingkirkan instalasi bambu getah getih di Kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat. Kini, di lokasi yang sama, Pemprov memasang fasilitas baru – yaitu Instalasi Gabion atau instalasi tumpukan batu dalam kerangkeng besi.
Instalasi gabion ini terlihat sangat sederhana dan terlihat dikerjakan tanpa menggunakan teknologi canggih. Selain itu, konstruksinya terlihat ramah lingkungan, karena dibuat dari tumpukan batu yang di atasnya dipasang tanaman rambat dan bunga-bunga.
Instalasi itu dipandang sebagai salah satu cara mengurangi polusi udara sekaligus memberi kesan alami bagi pemandangan di jantung Ibu Kota. Menurut Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Suzi Marsita, instalasi ini dapat diletakkan di tempat kering ataupun berair.
"Dapat dipasang pada lingkungan beragam, baik di tempat kering maupun di air. Ramah Lingkungan, bentuknya dapat disesuaikan dengan kebutuhan lapangan," kata Suzi saat dihubungi VIVANews, Kamis 22 Agustus 2019.
Suzi juga mengungkapkan ada tiga tegakan gabion - yang melambangkan air, udara, dan tanah - yang memberikan akan memberikan dampak yang baik untuk lingkungan di Jakarta. "Ornamen batu karang yang digunakan dapat diasumsikan sebagai kekuatan internal yang terikat dalam satu ikatan," ucap Suzi.
Selain itu, instalasi ini juga diyakini dapat menyerap polusi udara di sekitarnya karena disusun secara alami dan memberikan kenyamanan untuk masyarakat Jakarta.
"Dilengkapi dengan tanaman hias penyerap polutan yang disusun secara alami. Ini menggambarkan suasana natural di tengah kota metropolitan dan memberikan kenyamanan kepada masyarakat," ucapnya.
Namun, instalasi ini pun menuai kritik dan saran dari masyarakat. Warga bernama Fariz yang menyayangkan jika instalasi ini dipasang di tengah kota. Menurut Fariz bentuk dari instalasi ini tidak tertata rapi.
Dia pun kaget mendengar biaya yang tinggi dalam pembuatan instalasi gabion ini. Diketahui, instalasi ini memakan biaya Rp150 juta.
"Ini kurang rapih ya. Bagus sih kalau buat mencegah polusi. Tapi apakah bakal bertahan lama? Jangan buang-buang anggaran kalau cuma sebentar," kata Fariz.
"Saya harap pemerintah mau merawat tanamannya jadi awet bisa lama," lanjut dia di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
Nindi, seorang warga yang usai melintas di Pelican Crossing Thamrin juga memberi masukan atas penataan batu itu, yang dia nilai kurang rapi.
"Ya, penataannya batunya masih acak-acakan ya. Kaya cuma ditumpuk jadi nggak ada seninya," ucap Nindi.