Disnaker Sebut 300 WNA Kerja di Depok, Sebagian Besar Manufaktur

Ketua FSPMI Kota Depok, Wido Pratikno, Kepala Disnaker Depok, Manto Jhorgi.
Sumber :
  • VIVAnews/ Zahrul Darmawan

VIVA – Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) mencatat jumlah warga negara asing atau WNA yang bekerja di sejumlah perusahaan di Kota Depok mencapai sekira 300 orang. Rata-rata mereka berasal dari Korea dan Jepang.

KPU Depok Pleno Penghitungan Suara, Supian Suri-Chandra Rahmansyah Menang Pilkada 2024

“Kita lagi mendata, kurang lebih ada 300-an WNA. Kebanyakan kerja manufaktur, garmen hampir enggak ada. Korea dengan Jepang karena kebanyakan perusahaan itu,” kata Kepala Disnaker Kota Depok, Manto Jhorgi kepada awak media, Rabu, 14 Agustus 2019.

Terkait hal itu, Manto mengaku pihaknya rutin melakukan pengawasan bersama dengan Imigrasi.  

Imam-Ririn Unggul di Survei, PKS: Mayoritas Warga Depok Inginkan Keberlanjutan Bukan Perubahan

Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Seluruh Indonesia (FSPMI) Kota Depok, Wido Pratikno, mengingatkan kepada pemerintah untuk tidak membuka peluang secara lebar terhadap tenaga kerja asing lantaran akan berdampak pada banyak hal, khususnya kaum buruh di Indonesia.  

Karena itulah, Wido pun menolak adanya revisi terkait Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang mengatur tentang warga asing. “Menurut undang-undang, WNA memang diperbolehkan bekerja di Indonesia asalkan menjadi staf ahli. Itu pun dengan sejumlah syarat seperti mendapat pendampingan dari pekerja Indonesia serta diwajibkan untuk belajar bahasa Indonesia.”

Pengemudi Koboi Ngaku TNI Umbar Tembakan di Depok Berujung Ditangkap

Dalam revisi tersebut, Wido menilai, peluang WNA bekerja di Indonesia dibuka lebar tanpa persyaratan tersebut. Bidangnya pun tidak hanya staf ahli namun bisa merambah ke Human Resource Department atau HRD. “Kalau HRD sampai dipegang asing kan enggak boleh, budayanya kan beda. Maka kita akan lawan itu,” katanya

Wido mengaku, sebelum revisi tersebut digodok, dia menemukan adanya pelanggaran yang dilakukan pekerja asing yang melakukan tugas tidak sesuai dengan jabatannya. “Beberapa kali ada temuan, sekitar tiga sampai empat orang yang jabatannya sebagai staf ahli tapi bekerjanya tidak sebagai staf ahli. Kita laporkan itu dan mereka sempat ditahan di Imigrasi Depok,” katanya.

Dia pun berjanji akan terus melakukan penolakan terhadap revisi Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tersebut, termasuk melakukan audiensi dengan Pemkot dan DPRD Depok. Ia meminta agar para pemegang keputusan dapat memberikan perlindungan terhadap nasib buruh.

“Di tempat lain seperti Karawang dan Bandung sudah merekomendasikan penolakan. Saya minta, di Depok juga ada rekomendasi penolakan itu. Revisi itu jelas akan merugikan nasib buruh karena lapangan kerja lebih susah padahal jumlah pengangguran saja sudah banyak," ujarnya. (ase)

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary

Detik-Detik Pria di Depok Dijemput Paksa Lalu Dikeroyok, Dituding Selingkuh dengan Istri Pelaku

Seorang pria dikeroyok lantaran dituding sudah berselingkuh dengan istri dari salah satu pelaku pengeroyokan. Sebelum dikeroyok para pelaku menjemput paksa korbannya itu.

img_title
VIVA.co.id
9 Desember 2024