HUT DKI Jakarta, Ini Kata Anies Soal Banjir dan Macet

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Sumber :
  • Instagram/aniesbaswedan

VIVA – DKI Jakarta hari ini berulang tahun ke-493. Tentunya, masalah-masalah tidak lepas dari kota metropolitan ini. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, membahas mengenai berbagai pencapaian dalam mengatasi masalah yang ada di Jakarta. 

Survei Elektabilitas Berada di Puncak, Jubir Pramono-Rano Efek Ahokers dan Anak Abah Bersatu: Insya Allah Satu Putaran

Kemacetan, Anies menyampaikan untuk mengatasi hal itu warga Jakarta kini didorong untuk menggunakan transportasi umum. Ia mengatakan ini merupakan salah satu tantangan dalam pengelolaan transportasi. Untuk itu dibangun transportasi yang terintegrasi, dan di bawah kepemimpinannya program itu disebut Jak-Lingko. 

Kini dari program yang mengintegrasikan moda transportasi itu sudah ada sekitar 4 stasiun yang diresmikan dan terintegrasi dalam program Jak-Lingko.

Ahok Ungkap Alasan Anies Absen Kampanye Akbar Pramono-Rano

"Kita Alhamdulillah dalam tiga tahun ini jumlah pengguna kendaraan umum dari 350 ribu per hari meningkat menjadi 1 juta. Ada 650 ribu orang yang dulu (menggunakan) kendaraan pribadi sekarang kendaraan umum," kata Anies dikutip dari VIVAnews, Senin 22 Juni 2020.

Baca Juga: Antrean Panjang Terjadi di Stasiun Bogor Sampai Pintu Keluar Mobil

Anies Absen Kampanye Akbar Pramono-Rano, Ahok, Foke dan Ketum JakMania Hadir

Tetapi, Anies menyampaikan di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, memang penggunaan kendaraan umum sedang menurun. Penurunan ini dirasa karena kendaraan pribadi lebih aman dari penularan COVID-19. 

Hingga kini juga Jakarta belum memberlakukan sistem ganjil-genap untuk kendaraan pribadi. Imbasnya beberapa ruas jalan mengalami kemacetan. Namun, Anies memaklumi hal itu terjadi di saat pandemi sekarang.

"Kalau setelah pandemi ini kita dorong lagi naik kendaraan umum," katanya.

Masalah lain yaitu banjir, Anies mengatakan program pengendalian terus dijalankan. Program itu meliputi pengerukan sungai hingga penyelesaiaan di hulu, yakni air yang datang dari wilayah Bogor.

Bekerjasama dengan Kementerian PUPR pengendalian itu dilakukan dengan membangun bendungan agar volume air menuju Jakarta bisa dikendalikan.

Anies menyampaikan persoalan banjir di Jakarta adalah ketika volume air dari hulu sangat tinggi. Sedangkan jika hujan lokal ia mengklaim jika sistem di Jakarta masih bisa mengatasinya. 

"Kalau hujan yang kita alami di Jakarta selama hujannya dengan volume normal, sistem yang ada di kita bisa mengendalikan dengan baik," katanya.

Sementara, apa yang terjadi pada awal tahun 2020, Anies mengatakan saat itu volume air hujan tidak normal atau ekstrem. Hujan saat itu adalah yang paling ekstrem selama 150 tahun sehingga hampir seluruh wilayah digenangi banjir dengan volume air yang cukup tinggi. Namun jika curah hujan normal, menurutnya, tidak akan menjadi masalah.

"Insyaallah sistem kita bisa meng-handle dengan cepat," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya