Sedang Wabah Corona, 8 Perawat RSUD Depok Mengundurkan Diri

Direktur Utama RSUD Kota Depok, dokter Devi Maryori
Sumber :
  • VIVAnews/Zahrul Darmawan

VIVA – Sebanyak delapan orang perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, Jawa Barat mengundurkan diri. Alasannya, mereka kecewa lantaran tuntutannya untuk diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) tak dipenuhi.    

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Hal itu pun diakui oleh Direktur Utama RSUD Kota Depok, dokter Devi Mayori pada awak media saat ditemui di Balai Kota Depok, Senin 4 Mei 2020. Terkait hal itu, wanita yang akrab disapa Devi itu menuturkan, pihaknya sempat berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), namun sayangnya mereka pun tak bisa mengambil keputusan.

“Kemarin mereka (perawat) menuntut jadi PNS. Kami sudah berkoordinasi dengan BKPSDM, karena penerimaan PNS kan dari pusat. Kami tidak bisa menjanjikan mereka jadi PNS,” katanya.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Devi mengakui, ada delapan perawat yang telah mengundurkan diri namun itu semua tidak ada kaitannya dengan Corona COVID-19.

“Bukan karena COVID-19 ya tapi karena status kepegawaian," kata dia lagi.

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Lebih lanjut Devi mengatakan, pihaknya tidak bisa mencegah keinginan sejumlah perawat tadi. Dan sebagai solusi untuk mengisi kekurangan tenaga medis, RSUD Depok telah mendapat bantuan dari sejumlah rumah sakit, salah satunya dari RS Permata.

“Kami sudah koordinasi dengan organisasi profesi perawat ya PPNI. Ternyata ada beberapa rumah sakit yang mengurangi jumlah pegawai termasuk perawat. Jadi kami mendapat perawat dari beberapa rumah sakit ini, salah satunya dari RS Permata. Ya kami rekrut dari Permata.” lanjutnya.

Lebih lanjut Devi tak menampik jika pihaknya masih kekurangan tenaga medis khususnya di bidang dokter spesialis. Kondisi ini semakin mendesak setelah RSUD Depok didaulat menjadi rumah sakit khusus penanganan Corona COVID-19.

“Kalau untuk perawat sih dengan bertambahnya yang dari RS Permata ini, sudah cukup.Tapi untuk spesialis masih ada kekurangan, khususnya penyakit dalam dan anak. Ini kami sedang upayakan, tapi kalau dioptimalkan yang ada masih bisa,” ujarnya.

Devi menambahkan, sedangkan tambahan SDM yang sudah mulai masuk di antaranya adalah dokter spesialis penyakit paru dan anastesi. “Seperti paru, ada dua orang, anastesi sudah deal. Jadi kita rekrut dari luar yang bisa membantu," lanjutnya.
 

Baca juga: Klaster Corona Sampoerna 'Meledak' Gara-gara Dinkes-Gugus Tugas Lambat

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya