Jumlah Permakaman di Jakarta Naik Pesat, Sebagian Sampai Ditolak
- abc
"Di bulan Maret terjadi pemulasaran dan pemakaman yang menggunakan protap COVID-19. Sejak tanggal 6 mulai ada kejadian pertama sampai 29 Maret, ada 283 kasus," ujar Anies saat konferensi pers, Senin 30 Maret 2020.
Anies menduga, dari 283 jenazah tersebut ada yang sudah menjalani pemeriksaan namun hasilnya belum keluar atau belum sempat diperiksa sama sekali, sehingga belum diketahui hasilnya positif terjangkit Corona atau tidak.
Angka tersebut naik hampir tiga kali lipat pada Senin (06/04).
Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati mengatakan pihaknya telah memakamkan 639 jenazah sesuai prosedur pasien penyakit virus corona COVID-19 yang meninggal dunia.
Sama seperti Anies, dari jumlah tersebut, ia tak bisa memastikan seluruhnya adalah jenazah pasien positif virus corona COVID-19.
"Semua jenazah kami makamkan sesuai prosedur untuk COVID-19, yaitu menggunakan kantong dan dimasukkan ke dalam peti. Namun kami tidak berhak menyatakan bahwa jenazah itu positif COVID-19 atau tidak, karena tugas kami hanya memakamkan," ujar Suzi pada Senin (06/04).
Petugas pemakaman menurunkan peti jenazah pasien COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Senin (30/03/2020).
Supplied: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Menurut data statistik Dinas Pertamaman dan Hutan Kota DKI Jakarta yang membawahi pemakaman, secara keseluruhan hampir 4.400 penguburan terjadi pada bulan Maret 2020.
Angka itu 40 persen lebih tinggi dari bulan apapun sejak Januari 2018.
Di Jakarta, ada dua lokasi khusus untuk mereka yang dimakamkan mengikuti protokol COVID-19, baik mereka yang sudah dinyatakan positif, atau meninggal dalam status PDP seperti dr Bambang Sutrisna, atau yang belum sempat dites namun menunjukkan gejala COVID-19.
Jika proses pemakaman dr Bambang Sutrisna berjalan lancar meski tanpa upacara pemakaman keagamaan normal, tidak demikian dengan prosesi pemakaman Alex Palinggi, mantan anggota DPRD Sulawesi Selatan.