Sita dan Ratri Ungkap Kehidupan Selama di Isolasi Corona COVID-19

Ratri (kiri) dan Sita (kanan) dan ibu mereka, Maria
Sumber :
  • VIVAnews/Zahrul Darmawan

VIVA – Sita Tyasutami, bersama sang kakak, Ratri Anindyajati dan ibunya Maria Darmaningsih terlihat tersenyum bahagia setelah sempat menjalani proses penanganan medis di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso. Ketiganya dinyatakan telah pulih (sehat) dari virus Corona COVID-19.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Namun demikian, Sita mengaku, apa yang dialaminya, ibu serta kakak adalah pengalaman yang tak bisa dilupakan. Terlebih ketika akan dipindahkan ke ruang isolasi Corona.

“Kita tuh deg-degan banget pas mau dibawa ke isolasi, karena belum pernah sebelumnya dan semoga hanya sekali.  kalau lihat di film kan diisolasi seram banget, dan orang yang seperti enggak bisa lanjut hidup,” katanya saat ditemui di kediamannya di kawasan Depok, Jawa Barat pada Kamis 19 Maret 2020

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Sita mengatakan, rasa cemas itu muncul sejak dirinya akan dijemput ambulans dari salah satu rumah sakit swasta di Depok. “Jadi kita menunggu dijemput ambulans itu deg-degan setengah mati. Aduh ini gimana ya, apalagi nanti dipisah, bukan se-ruangan berdua (ibu dan kakak),” tuturnya

Ia mengaku, sebelum di RSPI, ia sempat menjalani perawatan khusus di rumah sakit di Depok. “Di rumah sakit Depok  tiga hari di RSPI 13 hari diisolasi.Total jadi 16 hari tanpa matahari.  Itu selama 13 hari diisolasi enggak pernah demam selama di 36 derajat juga.”

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Sita mengaku, keluhan yang dirasakannya hanya batuk. Namun ia diinfus nonstop selama 16 hari karena paru-paru masih ada bercak ia merasa begitu napas panjang kemudian buang napas selalu batuk. “Enggak bisa buang napas panjang, waktu itu batuknya masih nonstop.  Kalau vertigo enggak ada sama sekali,” ujarnya.

Sita menegaskan, tidak ada drama apa pun dalam kejadian ini. Ia pun sangat menyayangkan pemikiran sejumlah orang yang terkesan tak mempercayai apa yang telah dialaminya. Nyinyiran itu muncul dari sejumlah netizen yang melihatnya bermain ponsel di ruang isolasi.

“Kami diisolasi pertama di rumah sakit Depok, dirawat. Nah di RSPI, karena saya pekerja seni emang enggak berkantor. Terus pertama kali minta dikirimin laptop, karena saya di rumah sakit enggak kaya orang mau mati. Saya masih bisa mikir, bisa kerja,” tutur Sita.

“Di rumah sakit pun saya kerja pakai laptop saja. Di ruang isolasi kami tetap kayak orang normal aja, enggak kayak yang dibayangkan orang atau media luar yg menyeramkan, karena emang tergantung imun,” lanjut dia.

Sita mengatakan, salah satu yang membuatnya merasa nyaman adalah dirinya bisa menggunakan ponsel.

“Dan itu satu-satunya yang bikin imun kita naik, karen kita senang bisa ngobrol sama keluarga. Aku tiap hari vicall (video call) sama ibu dan Mba Ratri,” kata Sita, eks pasien Corona COVID-19 ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya