Sedih, Pria Temukan Istri-Anaknya Tewas Berpelukan Tertimbun Longsor
- abc
Ia terus menggali sambil berteriak-teriak histeris, meminta tolong, memanggil-manggil nama istri dan anaknya, hingga tangannya terluka parah. Namun semuanya sia-sia.
Korban selamat melarikan diri Epfa kehilangan rumahnya, tetapi merasa bersyukur karena keluarganya dalam keadaan selamat. Foto: Dickey Martias
Epfa, 50 tahun, yang sempat menolong Nurhedi nasibnya tidak jauh berbeda.
Setelah menyelamatkan Nurhedi, Epfa berlari menuju rumahnya.
Namun dia tidak lagi menemukan bangunan ditempat rumahnya biasanya berdiri, yang terlihat hanyalah gundukan lumpur bercampur puing-puing bangunan.
Rumah-rumah di pinggir sungai Ciberang kini tinggal puing-puing akibat terjangan banjir yang disebut warga seperti tsunami.
Foto: Dicky Martias
Di tengah jerit tangis warga kampung, Epfa berhasil menemukan istri dan anak-anaknya dalam keadaan selamat. Mereka berhasil melarikan diri dari rumah ketika longsor pertama menimbun rumah Nurhedi.
Pagi itu, di bawah guyuran hujan deras, warga yang selamat berkumpul di tengah desa yang aman, jauh dari jangkauan banjir bandang dan longsor.
Setidaknya 220 rumah di kampung Cigobang hilang dan hancur, lebih dari setengahnya yang berada di pinggir sungai Ciberang, lenyap dihanyutkan arus air.
Sedangkan seratusan lain yang berada di kaki bukit hancur tertimbun tanah longsor.