Imbas Banjir Jakarta, Penyewa Mal Ingin Temui Anies dan Minta Ini
- tmc polda metro
VIVA – Banjir yang menerjang sejumlah wilayah DKI Jakarta pada awal tahun ini menyebabkan sejumlah pemukiman dan jalanan terendam. Tak cuma itu, beberapa mal bahkan setop operasi untuk sementara.
Dikutip dari tvOne, Mal Cipinang Indah di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur dan Mal Taman Anggrek di Jakarta Barat masih tutup sejak banjir pada 1 Januari 2020 lalu.
Manajemen Mal Cipinang Indah memasang spanduk pemberitahuan bertuliskan permohonan maaf bahwa mal tersebut belum bisa beroperasi sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Di Mal Taman Anggrek pun tampak sepi. Di luar mal cuma tampak petugas keamanan sedang berjaga-jaga, namun tak ada kegiatan di dalam mal tersebut.
Kondisi ini bertentangan dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa waktu lalu. Kala itu, dia menyebut bahwa tidak ada mal tutup hingga jalan atau bangunan rusak.
"Coba dicek beberapa jembatan yang hilang di banyak tempat? Di Jakarta, gedung hilang tidak ada, rumah longsor tidak ada, jalan rusak tidak ada, kantor tutup tidak ada, mal tutup tidak ada. Bundaran HI juga tidak tertutup tapi pembicaraannya tinggi tapi di tempat yang ada itu semua malah tidak jadi pembicaraan," kata dia.
Omzet turun
Sementara itu, imbas dari banjir Jakarta beberapa waktu lalu, sejumlah penyewa mal mengaku mengalami penurunan omzet. Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah bilang, para penyewa mal yang juga merupakan penggerak ekonomi menderita kerugian tak sedikit akibat banjir beberapa waktu lalu.
"Banjir tersebut memberikan dampak bisnis kepada banyak anggota Hippindo dengan menurunnya omzet penjualan secara signifikan, bahkan ada yang turun sampai 50 persen," kata dia dalam keterangannya, Senin, 13 Januari 2019, dikutip dari VIVAnews.
Karena itu, dia mengaku, Hippindo berencana menemui Anies Baswedan supaya sektor swasta dan pemerintah sama-sama mencari solusi atas kerugian yang diderita para penyewa mal. Adapun usulan solusi dari mereka, seperti melakukan peninjauan kembali sejumlah kebijakan DKI terkait sektor ritel dan penjualan yang jika diterapkan berpotensi memberi efek negatif kepada penyewa mal.
"Hippindo memohon waktu ingin bertemu bapak gubernur DKI Jakarta guna menyampaikan beberapa hal terkait dengan banjir Jakarta," ujarnya.
Dia menuturkan, gangguan yang dialami penyewa mal saat banjir menerjang Jakarta, seperti terhalangnya akses ke pusat perbelanjaan bagi karyawan dan konsumen, padamnya aliran listrik sehingga gerai tidak beroperasi. Selain itu, kerusakan bahan-bahan makanan akibat lemari es mati. Pihaknya ingin supaya mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu juga memberikan solusi.
"Saat banjir, beberapa mal terganggu akses masuknya sehingga karyawan dan customer tidak bisa masuk ke dalam mal," ungkap Budihardjo.
Dikutip dari tvOne, Budiahardjo bilang, asosiasi tidak menuntut ganti rugi kepada Pemprov DKI karena banjir Jabodetabek adalah bencana. Tapi pihaknya cuma ingin supaya Pemprov DKI Jakarta memberikan kompensasi berupa pengurangan pajak kepada para penyewa ruangan toko di mal.
Alasannya, para pemilik tetap membayar sewa, setidaknya hingga 10 hari pascabanjir menerjang Ibu Kota. Padahal selama itu mal tutup, sehingga tidak ada pendapatan.