Kisah Korban Banjir Memilih Bertahan di Rumah
- bbc
Saat banjir besar melanda Jabodetabek pada malam Tahun Baru, ketinggian air yang mencapai sekitar 2,5 meter di kompleks ini membuat para pegawai di ruko ini tidak sempat menyelamatkan makanan beserta perabotan di dalam ruko.
"Kulkas rusak, buahnya rusak, buahnya saya buang semuanya. Busuk. Ada bahan-bahan untuk membuat es buah, gula, susu, tidak bisa tertolong, lemarinya ambruk," ujar Indah.
Perempuan berusia 22 tahun itu mengatakan ketinggian air banjir mencapai dua lantai. Ia mengatakan bahwa banjir kali ini paling besar jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ia arus mengungsi ke perumahan terdekat, sekitar sepuluh menit jalan kaki dari perumahan tersebut.
"Saya mau bersih-bersih dulu, kalau sudah beres InsyaAllah jualan lagi," katanya saat ditanya apa rencananya dalam beberapa hari ke depan.
Indah adalah satu dari banyak warga perumahan yang memutuskan kembali ke rumah-rumahnya pada hari ketiga setelah banjir menerjang pada hari Rabu (01/01).
Di kota Bekasi sendiri, terdapat 11 kecamatan yang terdampak banjir besar. Meski air sudah surut, jalanan di daerah ini hingga Jumat sore masih sulit dilalui lantaran masih tebalnya lumpur yang membuat jalan licin.
Banyak warga yang memutuskan berjalan tanpa alas kaki karena tidak memiliki sepatu bot. Mereka yang memakai sandal jepit kerap kali tergelincir. Listrik belum menyala, sehingga warga mengandalkan genset untuk mendapatkan air guna membersihkan rumah beserta perabotan.