Depok Tak Cuma Libatkan Intelijen, Wakil Wali Kota Ikut Buru Kobra

Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna berburu kobra
Sumber :
  • Zahrul Darmawan/VIVA

VIVA – Ular kobra meneror warga di sejumlah wilayah mulai dari Depok, Jakarta, Bekasi dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia. Di Depok, aduan terkait penemuan ular meningkat tajam dibanding bulan biasanya. 

Top Trending: Jembatan Ala Ninja Warrior di Jakarta, Ular Kobra di Celana Dalam

Bahkan, hingga kini sudah tercatat ada tujuh orang yang menjadi korban gigitan ular kobra di wilayah Depok. Karena kejadian tersebut, Wali Kota Depok Pradi Supriatna tak bisa tinggal diam. 

Dia akhirnya ikut memburu ular-ular kobra yang marak berkeliaran di permukimam warga. Pradi juga mengimbau supaya warga Depok aktif membersihkan lingkungan tempat tinggalnya. 

Bikin Merinding! Ular Kobra Masuk ke Celana saat Lagi Tidur, Korbannya Malah Lakukan Ini

"Sebetulnya hal yang seperti ini (bersih-bersih lingkungan) hal yang biasa, sudah seringkali dilakukan oleh masyarakat. Namun ini menjadi luar biasa ketika marak ditemukannya ular muncul di tengah-tengah permukimam, bahkan di tempat-tempat yang kita anggap tidak mungkin," kata dia, Jumat, 20 Desember 2019. 

Dia menuturkan, ular biasanya hidup di area perkebunan atau persawahan. Namun dengan berkembangnya zaman dan terjadi keseimbangan ekosistem atau rusaknya habitat ular menyebabkan mereka bergeser ke permukiman.

Viral Detik-detik Ular Kobra Dievakuasi dari Celana Dalam Pria, Korban Pura-pura Pingsan

Baca juga:

Pamer Foto Naik Drone di Turki, Fadli: Apa Kabar Esemka?

Gaya Beda Jokowi Blusukan ke Pelosok, Pakai Helm dan Kalung

Sebelumnya Wali Kota Depok Mohammad Idris menyatakan akan melakukan kajian dan melibatkan komunitas intelijen daerah untuk mengungkap apakah kasus ular ini fenomena alam atau ada faktor lain. 

"Saya pikir kalau faktornya adalah habitat mereka terganggu dengan bangunan yang ada, saya rasa harus kita kaji dulu," kata dia.  

Itu lantaran berdasarkan pengalamannya di Arab Saudi, sempat terjadi kasus banyaknya ular dan saat ditelusuri ternyata bukan karena faktor alam. Yang terjadi, ternyata ada oknum yang sengaja menaruhnya untuk memprovokasi keadaan. 

"Saya tidak menduga, kami sedang mangkaji faktornya apa, bersama dengan pihak Damkar, polisi, Kominda (komunitas intelijen daerah)," ujarnya. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya