Sembilan Murid SMPN 20 Depok Masih Dirawat Akibat Virus Hepatitis A

Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Depok, Lely Nurlaely.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Sembilan murid Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 20 Depok, Jawa Barat yang didiagnosa terjangkit virus Hepatitis A hingga kini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depok.

Indonesia Ranking 1 Kasus Hepatitis B Terbanyak, Ini Jenis-jenisnya yang Menular dan Tidak

"Total yang dirawat ada 15 orang. Enam orang pulang dan sembilan lainnya masih dirawat. Tentu nanti ada kontrol ke RSUD,” kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Depok, Lely Nurlaely, Kamis, 28 November 2019.

Ia juga menjelaskan kondisi sembilan pasien tersebut saat ini mulai berangsur membaik. “Jadi tentu kita berharap dengan adanya perawatan yang telah dilakukan RSUD pasien hepatitis segera pulih dan pulang,” ujarnya.

Rapper BIG NAUGTHY Dilarikan ke RS Terpapar Hepatitis A, Seberapa Bahayakah Hepatitis A?

Lely mengungkapkan keluhan para pasien seperti infeksi virus pada umumnya yaitu demam, mual, dan kemudian yang khasnya, ada gejala kuning. Mereka yang terjangkit virus Hepatitis A ditempatkan di ruang khusus di RSUD Depok.

“Sebenarnya bukan ruang khusus untuk hepatitis. Tapi ini kita lakukan untuk memudahkan pemantauan jadi kita tempatkan di satu ruangan," ungkap Lely.

Kenali Gejala Hepatitis yang Kerap Tak Disadari Sebelum Mengganas

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk masa pemulihan tergantung dari kondisi tubuh pasien. Artinya, kalau daya tahan tubuhnya bagus maka proses penyembuhan lebih cepat.

Seperti diketahui, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok telah mendapatkan hasil uji laboratorium sampel darah pada sejumlah murid yang terindikasi terkena virus Hepatitis A di SMPN 20.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita mengatakan, 51 dari 72 murid SMPN 20 positif terpapar virus Hepatitis A.

Terkait kasus ini, Novarita mengimbau agar semua pihak senantiasa meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang disebut PHBS dan mengkonsumsi makanan bergizi.

“Biasakan jika dari kamar mandi cuci tangan pakai sabun. Begitu juga konsumsi makanan yang bergizi kemudian istirahat yang cukup. Sekolah juga harus menyediakan fasilitas sabun di wastafel jadi anak-anak bisa cuci tangan pakai sabun,” ujarnya. Hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab peristiwa itu terjadi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya